Sabtu, 22 Desember 2012

PENGARUH INDIVIDU



Pengertian kelompok adalah merupakan kumpulan dari tiap-tiap individu karena memiliki kesamaan yang sejenis. Pengaruh individu juga termasuk kedalam perilaku konsumen. Oleh sebab itu pengaruh individu dalam kelompok juga memberikan andil yang berarti. Jenis pengaruh kelompok referensi tertentu untuk alasan yaitu:
a.)   Mendapatkan pengetahuan yang berguna.
b.)   Mendapatkan ganjaran (rewards) atau menghindari hukum.
c.)   Memperoleh makna untuk membentuk, memodifikasi data mempertahankan konsep diri mereka.
Kelompok ibu-ibu PKK misalnya, mereka mempunyai kesamaan yang membuat mereka membentuk kelompok tersebut. Dalam setiap perkumpulannya terjadi interaksi antar individu yang bisa memberikan informasi. Biasanya jika ada produk murah dan bagus ibu-ibu tersebut akan secara mudah mempromosikan barang yang telah dibeli dan digunakan. Mereka akan memberikan masukan yang juga akan berdampak pada perilaku konsumen. Seperti halnya ada sebuah produk sabun cuci XYX yang sedang mengadakan promosi. Lalu akan menceritakan pengalamannya dalam menggunakan produk tersebut. Saat ibu-ibu yberada diswalayan mereka juga pasti akan melakukan uji ‘coba-coba’ jika merasa cocok akan melanjutkan untuk terus menggunakan prosuk tersebut. Pada kondisi lain, ada ibu-ibu yang tidak dengan sengaja membeli produk sabun cuci tersebut karena penasaran atas tawaran promosi yang diberikan. Pengaruh individu sangat kuat dalam memberikan informasi untuk dievalusi lebih lanjut oleh konsumennya.
Dengan kata lain bahwa kata-kata dapat mempengaruhi perilaku konsumen, ini dapat juga dilihat dari banyaknya orang pemasar memberikan iklan dalam bentuk kata-kata yang menarik perhatian konsumen. Dampak positif komunikasi inilah yang menjadi landasan dan tujuan dalam mempelajari perilaku konsumen dalam pengaruh individu.














Selasa, 18 Desember 2012

SUMBER DAYA KONSUMEN DAN PENGETAHUAN



Dalam perilaku konsumen terdapat model mempelajari sumber daya konsumen dan pengetahuan. Isi dari model tersebut adalah Sumberdaya ekonomi, Sumberdaya sementara, Sumberdaya kognitif. Kandungan pengetahuan, Oganisasi pengetahuan, Mengukur pengetahuan. Yang menandakan bahwa sumber daya konsumen merupakan segala sesuatu yang dapat digunakan oleh subjek dalam menggunakan barang dan jasa. Berikut merupakan uraian dari sumber daya ekonomi, sumber daya sementara dan sumber daya kognitif:
1.)   Sumber daya ekonomi merupakan potensi sumber daya ekonomi atau lebih dikenal dengan potensi ekonomi pada dasarnya dapat diartikan sebagai sesuatu atau segala sesuatu sumber daya yang dimiliki baik yang tergolong pada sumberdaya alam (natural resources/endowment factors) maupun potensi sumberdaya manusia yang dapat memberikan manfaat (benefit) serta dapat digunakan sebagai modal dasar pembangunan ekonomi yang ketergantungan terhadap sumberdaya secara struktural harus bisa dialihkan pada sumber daya alam lain. Misalnya :
a. Penggunaan energi sinar matahari, panas bumi, atau gelombang laut termasuk angin, akan dapat mengurangi ketergantungan manusia terhadap sumberdaya alam yang tidak dapat diperbarui.
b.    Sumberdaya alam yang tidak dapat diperbarui (non-renewable or exhaustible resources).
2.)   Sumber daya sementara Waktu merupakan variable yang semakin penting dalam memahami perilaku kegiatan konsumen,karena konsumen mayoritas semakin mengalami kemiskinan akan waktu.namun demikian ada Barang yang Menggunakan Waktu yang sangat pribadi yaitu waktu senggang. Berikutnya sumber daya kognitif produk yang diklasifikasikan menurut sifat waktu konsumen disebut barang waktu atau Time Goods yang terdiri dari:
a.    Barang yang menggunakan waktu. Produk yang memerlukan pemakaian waktu dala mengkonsumsinya. Contoh: Menonton TV, Memancing, Golf, Tennis (waktu Senggang) Tidur, perawatan pribadi, pulang pergi (waktu wajib).
b.    Barang Penghemat Waktu. Produk yang menghemat waktu memungkinkan konsumen meningkatkan waktu leluasa mereka.
Contoh: oven microwave, pemotong rumput, fast food.
3.)   Sumber daya kognitif adalah kemampuan untuk secara lebih tepat merepresentasikan dunia dan melakukan operasi logis dalam representasi konsep yang berdasar pada kenyataan. Teori ini membahas munculnya dan diperolehnya skema-skema tentang bagaimana seseorang mempersepsi lingkungannya, dalam tahapan-tahapan perkembangan, saat seseorang memperoleh cara baru dalam merepresentasikan informasi secara mental. Teori ini digolongkan ke dalam konstruktivisme. Sistem kognisi seseorang berubah dan berkembang sehingga bisa meningkat dari satu tahap ke tahap di atasnya. Proses penyesuaian tersebut dilakukan seorang individu karena ia ingin mencapai keadaan equilibrium, yaitu berupa keadaan seimbang antara struktur kognisinya dengan pengalamannya di lingkungan. Seseorang akan selalu berupaya agar keadaan seimbang tersebut selalu tercapai dengan menggunakan proses penyesuaian. Dengan demikian, kognisi seseorang berkembang bukan karena menerima pengetahuan dari luar secara pasif tapi orang tersebut secara aktif mengkonstruksi pengetahuannya.
4.)   Pengetahuan Konsumen adalah semua informasi yang dimiliki konsumen mengenai berbagai macam produk, serta pengetahuan lainnya yang terkait dan informasi yang berhubungan dengan fungsinya sebagai konsumen.
Dari beberapa yang telah diuraikan dapat ditarik kesimpulan bahwa pengetahuan konsumen dapat mempengaruhi sumber daya ekonomi. Ini dapat dilihat bahwa konsumen melakukan hal yang lebih efektif untuk mendapatkan brang dan jasa yang diinginkan atau dibutuhkan. Untuk itu ahli pemasar harus bisa mempelajari perilaku konsumen dari segi sumber daya yang telah diuraikan sebelumnya.





Kamis, 13 Desember 2012

SIKAP, MOTIVASI DAN KONSEP DIRI




Dalam mempelajari perilaku konsumne juga kita harus mempelajari sikap, motivasi dan konsep diri. Seorang pemasar harus mampu menganalisa dari setiap kejadian yang dilakukan oleh konsumen untuk menarik kesimpulan dan menggunakan metode yang akan digunakan untuk melakukan pemasaran nanti kedepannya. Sikap dalam perilaku konsumen ini pasti berbeda tiap-tiap orangnya, oleh karenanya ditinjau ulang untuk memahami setiap sikap yang diberikan konsumen agar produsen mengetahui secara garis besar keinginan dan kebutuhan konsumennya. Ada tiga komponen yang secara bersama-sama membentuk sikap yang utuh (total attitude) yaitu :
a.    Kognitif (cognitive). Berisi kepercayaan seseorang mengenai apa yang berlaku atau apa yang benar bagi obyek sikap. Sekali kepercayaan itu telah terbentuk maka ia akan menjadi dasar seseorang mengenai apa yang dapat diharapkan dari obyek tertentu.
b.    Afektif (affective). Menyangkut masalah emosional  subyektif seseorang terhadap suatu obyek sikap.Secara umum komponen ini disamakan dengan perasaan yang dimiliki obyek tertentu.
c.    Konatif (conative). Komponen konatif atau komponen perilaku dalam struktur sikap menunjukkan bagaimana perilaku atau kecenderungan berperilaku dengan yang ada dalam diri seseorang berkaitan dengan obyek sikap yang dihadapi (Notoatmodjo ,1997).

Selanjutnya mempelajari motivasi yang dilakukan oleh konsumen dalam perilakunya terhadap produk yang dibeli. Selain sikap, motivasi juga mempengaruhi tindakan konsumen. Salah satu teori motivasi menurut Abraham Maslow (1943-1970) :
a.    Kebutuhan fisiologis (rasa lapar, rasa haus, dan sebagainya)
b.    Kebutuhan rasa aman (merasa aman dan terlindung, jauh dari bahaya)
c.    Kebutuhan akan rasa cinta dan rasa memiliki (berafiliasi dengan orang lain, diterima, memiliki)
d.    Kebutuhan akan penghargaan (berprestasi, berkompetensi, dan mendapatkan dukungan serta pengakuan)
e.    Kebutuhan aktualisasi diri (kebutuhan kognitif: mengetahui, memahami, dan menjelajahi; kebutuhan estetik: keserasian, keteraturan, dan keindahan; kebutuhan aktualisasi diri: mendapatkan kepuasan diri dan menyadari potensinya)

Mempelajari konsep diri, konsep diri ini dapat diambil dari perilaku konsumen yang membeli produk. Konsep diri biasanya mengandalakan kebiasaan konsumen dalam membeli sebuah produk. Seorang remaja yang menajdi konsumen pasti membeli barang-barang seperti parfum tidak mungkin membeli bumbu masak. Untuk itu konsep diri ini sudah terpogram dengan baik sesuai dengan keadaan konsumen pada saat itu.

Dalam memperkirakan perilaku konsumen dapat menggunakan data yang ada biasanya dalam bentuk kuisioner yang kemudian diolah secara ilmiah menggunakan statistik. Lalu dilakukan pembahasan agar dapat ditarik kesimpulan. Saat data yang sudah diolah disajikan dengan begitu pemasar akan lebih mudah dalam mengambil keputusan dalam memasarkan produknya.









Selasa, 11 Desember 2012

PEMBELIAN



Sering kali kita sebagai masyarakat melakukan transaksi dalam pembelian. Keadaan ini tidaklah memandang umur. Tua muda remaja dan anak-anak pun telah terbiasa melakukan transaksi ini. Namun terkadang, konsumen tidak begitu memerhatikan pengertian dari pembelian. Pembelian sendiri merupakan kegiatan yang dilakukan untuk pengadaan barang atau jasa yang dibutukan perusahaan dalam menjalankan usahanya dari pemilihan sumber sampai memperoleh barang. Pembelian yang dilakukan adalah sebagai contoh Riry pergi ketoko swalayan untuk membeli penyedap rasa. Pembelian yang dilakukan oleh Riry adalah pembelian yang bisa saja sering dilakukan olehnya. Karena pembelian ini berbeda dengan pembelian yang dilakukan dengan ‘coba-coba’ dan alternative. Ini merupakan salah satu dari bentuk proses pembelian. Faktor-faktor yang mempengaruhi proses pembelian adalah psikologis, meliputi motivasi, persepsi, belajar, kepribadian dan sikap.
3 indikator dalam proses pembelian adalah :
1.)  Adanya kebutuhan,
Kesenjangan antara factual dengan keadaan yang diinginkan konsumen. Kebutuhan ini dapat dirasakan baik melalui rangsangan dari luar maupun dari dalam konsumen seperti lapar dan haus.
2.)  Pencarian informasi sebelum pembelian
Informasi dibutuhkan sebagai alat pertimbangan dari berbagai alternative yang ada. Informasi tersebut, dikumpulkan dalam jumlah lebih dari satu yang dapat mempunyai kesamaan, melengkapi bahkan berbeda dalam keberadaannya. Persamaan informasi mendukung  daya kepercayaan dimana perbedaan memberikan alasan untuk mengevaluasi kesesuaian dengan kebutuhan maupun keinginan konsumen.
3.)  Evaluasi alternative
Perbandingan dari berbagai alternative yang tersedia sehingga diperoleh pilihan terbaik.
Konsumen yang baik biasanya memiliki alternative dalam setiap pembelian. Ini dilakukan agar pada saat barang atau produk yang biasanya dibeli sedang tidak ada maka bisa menggunakan produk yang lain. Sebenarnya dengan secara tidak sadar konsumen sudah menentukan pembelian alternatifnya. Misal, jika konsumen terbiasa makan mie XXY kemudian mie tersebut tidak ada konsumen tetap membeli mie namun bukan merk XXY. Ini akan menjadi salah satu perusahaan untuk berusaha tetap ada terjangkau oleh pasar konsumen hingga bagian terpencil sekalipun. Adapun contoh lainnya seperti, konsumen yang pergi ke supermarket hendak membeli sabun mandi, namun karena produk alternatifnya sedang melakukan promosi maka konsumen tersebut bisa saja membeli produk alternative bukan produk yang biasanya dibeli. Disisi lain, dalam keadaan akan membeli sabun ternyata ada promosi dalam pembelian pasta gigi. Konsumen yang hanya berniat membeli sabun bisa saja jadai membeli pasta gigi. Hal yang tidak mungkin terjadi bisa saja terjadi jika hal tersebut dapat menarik minat konsumen.
Sumber-sumber pembeliaan yang dilakukan konsumen beragam. Untuk itu manajer harus sigap dalam mengetahui setiap keinginan konsumennya kemudian mengemas hal tersebut kedalam bentuk yang dapat menarik perhatian konsumen seperti halnya pemberian potongan dalam promosi produk yang akan dijual.



Sabtu, 01 Desember 2012

PENGARUH KELUARGA DAN RUMAH TANGGA



Pengaruh dalam perilaku konsumen yang lain adalah pengaruh keluarga dan rumah tangga. Keluarga juga dapat mempengaruhi pola pikir, sikap, motivasi, dan kebiasaan. Tiap-tiap keluarga menggunakan sabun mandi yang berbeda-beda. Ataupun menggunakan pasta gigi yang tidak sama. Ini wajar saja, karena setiap keluarga memiliki keinginan dan kebutuhan yang berbeda pula. Pengertian keluarga menurut Wikipedia Indonesia adalah Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas kepala keluarga dan beberapa orang yang terkumpul dan tinggal di suatu tempat di bawah suatu atap dalam keadaan saling ketergantungan. Menurut Salvicion dan Celis (1998) di dalam keluarga terdapat dua atau lebih dari dua pribadi yang tergabung karena hubungan darah, hubungan perkawinan atau pengangkatan, di hidupnya dalam satu rumah tangga, berinteraksi satu sama lain dan di dalam perannya masing-masing dan menciptakan serta mempertahankan suatu kebudayaan. Sedangkan pengertian rumah tangga adalah suatu rumah tangga yang menggunakan pendapatan atau kekayaan dengan cara tertentu untuk memenuhi kebutuhannya. Kegiatan rumah tangga meliputi berikut ini :
a.)   Memiliki dan menyediakan faktor produksi.
b.)   Memperoleh imbalan balas jasa atas penyerahan faktor produksi yang berupa sewa, upah, bunga dan laba.
1.)   Sewa (rent) adalah balas jasa yang diterima rumah tangga karena telah menyewakan tanahnya kepada pihak lain, misal perusahaan.
2.)   Upah adalah balas jasa yang diterima rumah tangga karena telah mengorbankan tenaganya untuk bekerja pada perusahaan dalam produksi.
3.)   Bunga adalah balas jasa yang diteirma dari perusahaan karena telah emnggunakan sejumlah dana untuk modal usaha persuaahan dalam kegaitan produksi.
4.)   Laba (provit) adalah balas jasa yang diterima karena telah mengorbankan tenaga dan pikirannya mengelola perusahaan, sehingga kegiatan ekonomi dapat terlaksana.
Peranan rumah tangga konsumen sebagai berikut :
1.    Rumah tangga berperan sebagai pemasok faktor produksi pada perusahaan untuk kegiatan produksi.
2.    Rumah tangga sebagai pemakai (konsumen) barang dan jasa yang dihasilkan perusahaan lain.
Setelah pengertian keluarga dan rumah tangga telah diuraikan maka jelaslah perbedaan diantara keduanya.
Penentu keputusan pembelian biasanya terletak kepada siapa yang akan menggunakan barang dan jasa tersebut. Jika sabun mandi, sabun cuci keputusan ada pada ibu, karena hanya ibu yang mampu untuk mengerti bagaimana cara membeli sabun cuci. Sedangkan untuk cukur jenggot, bapaklah yang menentukan pembelian. Karena bapak yang akan sering menggunakan alat tersebut. Untuk parfum, tergantung dari individu-individu yang berada didalam rumah karena tiap orang tidak sama. Variable social didalam keluarga juga berbeda. Ini dapat menentukan arah perilaku konsumen juga. Variable social ini tegantung dari individu bergaul di lingkungannya.
Konsep Family Life Cycle (FLC) merupakan alat untuk menggambarkan serangkaian tahap perkembangan kebanyakan keluarga. Cenderung perkembangan keluarga cenderung mengalami perubahan namun konsep FLC tetap merupakan alat pemasaran yang berguna. Analisis ini memungkinkan pemasar membagi keluarga dari segi serangkaian tahap sepanjang hidup sebuah unit keluarga. Untuk menggambarkan realitas berbagai macam tatanan keluarga dan gaya hidup sekarang, maka konsep FLC dapat dibagi menjadi 2, yaitu:
1.    Skema FLC tradisonal
Untuk tradisional terdiri dari 5 tahap dasar :
1.)   Tahap I masa lajang, orang muda lajang hidup terpisah dari orang tua.
2.)   Tahap II, pasangan yang berbulan madu.
3.)   Tahap III, orang tua, mempunyai satu anak dan tingggal serumah.
4.)   Tahap IV, pasca-orang tua, suami istri yang sudah tua, anak-anak tidak tinggal serumah.
5.)   Tahap V, disolusi, seorang suami atau isatri yang masih hidup.
2.    Tahap-tahap FLC alternative
Tahap ini melengkapi tahap FLC trasional yang tidak bisa mewakili semuanya. Sehingga ada :
1.)   Rumah tangga keluarga dari : pasangan yang tidak mempunyai anak, pasangan terlambat menikah, orang tua tunggal, dan keluarga diprluas (misalnya anak-anak dewasa kembali kerumah untuk menghindari biaya tinggi karena mengejar karier.)
2.)   Rumah tangga bukan keluarga : pasangan tidak menikah, pasangan bercerai tanpa anak, orang lajang dan jana/duda yang sudah tua.
Perubahan struktur keluarga dan rumah tangga ini akan berdampak pada perilaku konsumen dalam membeli produk. Dengan menggunakan metode riset maka pemasar akan mendapatkan analisis yang tepat dari pengaruh keluarga dan rumah tangga dalam pembelian produk.












PENGARUH KEBUDAYAAN TERHADAP PEMBELIAN DAN KONSUMSI



Pengaruh kebudayaan terhadap pembelian dan konsumsi juga mempengaruhi dalam perilaku konsumen. Pengertian mengenai kebudayaan menurut Herskovits memandang kebudayaan sebagai sesuatu yang turun temurun dari satu generasi ke generasi yang lain, yang kemudian disebut sebagai superorganic. Sedangkan menurut Andreas Eppink, kebudayaan mengandung keseluruhan pengertian nilai sosial,norma sosial, ilmu pengetahuan serta keseluruhan struktur-struktur sosial, religius, dan lain-lain, tambahan lagi segala pernyataan intelektual dan artistik yang menjadi ciri khas suatu masyarakat. Dan menurut Wikipedia kebudayaan adalah sesuatu yang akan memengaruhi tingkat pengetahuan dan meliputi sistem ide atau gagasan yang terdapat dalam pikiran manusia, sehingga dalam kehidupan sehari-hari, kebudayaan itu bersifat abstrak. Dalam kalimatnya terdapat memengaruhi tingkat pengetahuan, ini menjelaskan bahwa kebudayaan juga dapat mempengaruhi pembelian dan konsumsi. Oleh sebab itu, pemasar juga harus mempelajari kebudayaan dari tiap daerahnya pada saat memasarkan produk. Kebudayaan bersifat turun temurun sehingga kuat pengaruhnya terhadap masyarakat. Kebudayaan sendiri didapatkan dari lingkungan dimana masyarakat tersebut tinggal.
Kebudayaan tiap-tiap daerah berbeda, itu sebabnya pemasar harus semakin kreatif dalam memasarkan produknya. Bisa dalam bentuk potongan harga dan promosi bentuk lainnya. Perubahan kebudayaan tidak bisa langsung dengan cepat. Pergerakannya lambat dan tidak bisa ditebak. Percampuran dari kebudayaan luar dapat juga masuk dan mempengaruhi kebudayaan tersebut. Jika pemasar salah menganalisis mengenai kebudayaan yang ada maka akan sulit barang dan jasa tersebut masuk kedalam pasar.