Jumat, 29 Maret 2013

MEMBEDAKAN KARYA TULIS


1.     Karya ilmiah (bahasa Inggrisscientific paper) adalah laporan tertulis dan diterbitkan yang memaparkan hasil penelitian atau pengkajian yang telah dilakukan oleh seseorang atau sebuah tim dengan memenuhi kaidah dan etika keilmuan yang dikukuhkan dan ditaati oleh masyarakat keilmuan.
Ada berbagai jenis karya ilmiah, antara lain laporan penelitian, makalah seminar atau simposium, dan artikel jurnal yang pada dasarnya kesemuanya itu merupakan produk dari kegiatan ilmuwan. Data, simpulan, dan informasi lain yang terkandung dalam karya ilmiah tersebut dijadikan acuan bagi ilmuwan lain dalam melaksanakan penelitian atau pengkajian selanjutnya.
Di perguruan tinggi, khususnya jenjang S1, mahasiswa dilatih untuk menghasilkan karya ilmiah seperti makalahlaporan praktikum, dan skripsi (tugas akhir). Skripsi umumnya merupakan laporan penelitian berskala kecil, tetapi dilakukan cukup mendalam. Sementara itu, makalah yang ditugaskan kepada mahasiswa lebih merupakan simpulan dan pemikiran ilmiah mahasiswa berdasarkan penelaahan terhadap karya-karya ilmiah yang ditulis oleh para pakar dalam bidang persoalan yang dipelajari. Penyusunan laporan praktikum ditugaskan kepada mahasiswa sebagai wahana untuk mengembangkan kemampuan menyusun laporan penelitian.

Suatu karya tulis ilmiah baru dapat disebut ilmiah apabila memenuhi tiga syarat berikut :
1.)  Isi kajiannya berada pada lingkup pengetahuan ilmiah.
2.)  Karya tulis tersebut menggunakan metode ilmiah atau cara berpikir ilmiah.
3.)  Sosok penampilannya sesuai dan telah memenuhi persyaratan sebagai suatu tulisan keilmuan.
Sementara itu, ciri-ciri karya tulis ilmiah adalah :
1.)  Mengikuti metode keilmuan, yaitu gabungan cara berpikir rasional dan empiris (deduktif dan induktif)
2.)  Runtut, sistematis, dan akurat atau teliti
3.)  Objektif, lugas, dan dapat dipercaya
4.)  Dapat dikaji atau diteliti ulang dan dibuktikan
5.)  Terbuka untuk umum
Manfaat penyusunan karya ilmiah :
ü  Melatih untuk mengembangkan keterampilan membaca yang efektif;
ü  Melatih untuk menggabungkan hasil bacaan dari berbagai sumber;
ü  Mengenalkan dengan kegiatan kepustakaan;
ü  Meningkatkan pengorganisasian fakta/data secara jelas dan sistematis;
ü  Memperoleh kepuasan intelektual;
ü  Memperluas cakrawala ilmu pengetahuan;
ü  Sebagai bahan acuan/penelitian pendahuluan untuk penelitian selanjutnya

Sistematika penulisan karya ilmiah

Bagian Pembuka

·         Cover
·         Halaman judul.
·         Halaman pengesahan.
·         Abstraksi
·         Kata pengantar.
·         Daftar isi.
·         Ringkasan isi.

Bagian Isi

Pendahuluan

·         Latar belakang masalah.
·         Perumusan masalah.
·         Pembahasan/pembatasan masalah.
·         Tujuan penelitian.
·         Manfaat penelitian.

Kajian teori atau tinjauan kepustakaan

·         Pembahasan teori
·         Kerangka pemikiran dan argumentasi keilmuan
·         Pengajuan hipotesis

Metodologi penelitian

·         Waktu dan tempat penelitian.
·         Metode dan rancangan penelitian
·         Populasi dan sampel.
·         Instrumen penelitian.
·         Pengumpulan data dan analisis data.

Hasil Penelitian

·         Jabaran varibel penelitian.
·         Hasil penelitian.
·         Pengajuan hipotesis.
·         Diskusi penelitian, mengungkapkan pandangan teoritis tentang hasil yang didapatnya.

Bagian penunjang

·         Daftar pustaka.
·         Lampiran- lampiran antara lain instrumen penelitian.
·         Daftar Tabel

2.     Karangan Non Ilmiah
Karya non-ilmiah adalah karangan yang menyajikan fakta pribadi tentang pengetahuan dan pengalaman dalam kehidupan sehari-hari, bersifat subyektif, tidak didukung fakta umum, dan biasanya menggunakan gaya bahasa yang popular atau biasa digunakan (tidak terlalu formal).
Ciri-ciri karya tulis non-ilmiah, yaitu:
o   Ditulis berdasarkan fakta pribadi,
o   Fakta yang disimpulkan subyektif,
o   Gaya bahasa konotatif dan populer,
o   Tidak memuat hipotesis,
o   Penyajian dibarengi dengan sejarah,
o   Bersifat imajinatif,
o   Situasi didramatisir,
o   Bersifat persuasif.
o   Tanpa dukungan bukti
Jenis-jenis yang termasuk karya non-ilmiah, yaitu:
a)     Dongeng
b)    Cerpen
c)     Novel
d)    Drama
e)     Roman.

3.     Karangan Semi Ilmiah
Karya tulis semi ilmiah merupakan sebuah penulisan yang menyajikan fakta dan fiksi dalam satu tulisan yang ditulis dengan bahasa konkret dan formal, kata-katanya teknis dan didukung dengan fakta umum yang dapat dibuktikan kebenarannya. Karya tulis ini juga merupakan sebuah penulisan yang menyajikan fakta dan fiksi dalam satu tulisan dan penulisannya tidak semiformal tetapi tidak sepenuhnya mengikuti metode ilmiah yang sintesis-analitis karena sering dimasukkan dalam kary tulis ini. Karya tulis semi ilmiah biasanya digunakan dalam komik, anekdot, dongeng, hikayat, novel, roman dan cerpen.

4.     Sikap Ilmiah
Sikap-sikap yg harus d terapkan oleh si peneliti :
-      Memiliki rasa ingin tahu (koriositas) dan kemauan belajar yang tinggi.
-      Tidak dapat menerima kebenaran tanpa ada buki atau fakta
-      Jujur (obyektif)
seorang sainstis harus bersikap jujur, artinya selalu menerima kenyataan dari hasil penelitiannya dan tidak mengada-ada serta tidak boleh mengubah data hasil penelitiannya.
-   Tekun
Berarti tidak mudah putus asa. Dalam melakukan penelitian terhadap suatu masalah tidak boleh mudah putus asa. Seringkali dalam membuktikan suatu masalah, penelitian harus diulang-ulang untuk mendapatkan data yang akurat. Dengan data yang akurat maka kesimpulan yang didapat juga lebih akurat.
-      Terbuka
Menghargai setiap pendapat atau gagasan yang baru, tidak boleh mengklaim diri kita yang paling benar atau paling hebat. Kalau ada pendapat lain yang lebih benar/tepat, kita harus menerimanya
-Toleransi
Tidak menganggap pendapat dirinya paling benar
-Skiptis,
-Optimis, Kegagalan adalah suatu keberhasilan yang tertunda
-Kreatif, Proses pertumbuhan hingga peka akan permasalahan untuk kesempurnaan.
-Pemberani, Kebenaran adalah suatu usaha yang keras dan banyak tantangan
-Teliti
Teliti artinya bertindak hati-hati, tidak ceroboh. Dengan tindakan yang teliti dalam melakukan penelitian, akan mengurangi kesalahan-kesalahan sehingga menghasilkan data yang baik.

http://idtesis.com/mengenal-jenis-jenis-karya-tulis-ilmiah/


Sabtu, 23 Maret 2013

DEDUKTIF



Deduktif: yaitu teknik membuat simpulan yang bertolak dari suatu kesimpulan umum, kemudian dijabarkan contoh-contoh yang mengandung ciri-ciri umum itu.
Paragraph deduktif adalah paragraph yang bertolak dari peristiwa-peristiwa yang sifatnya umum menuju khusus.
Paragraf deduktif adalah paragraf yang dimulai dengan mengemukakan persoalan pokok atau kalimat topik kemudian diikuti dengan kalimat-kalimat penjelas.
Sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa paragraf deduktif merupakan sebuah deduktif dimana untuk menarik kesimpulan didapatkan dari kalimat yang bersifat umum yang diikuti dengan kalimat penjelasnya.
Silogisme adalah suatu proses penarikan kesimpulan secara deduktif. Silogisme mengandung arti penaralan dengan logis. Dimana setiap ada kalimat utama yang diikuti dengan kalimat penjelasnya maka dapat ditarik kesmipulan berdasarkan kalimat yang ada. Silogisme memiliki dua proposisi (pernyataan) dan sebuah konklusi (kesimpulan).
Jenis-jenis deduktif silogisme adalah :

ü  Silogisme Kategorial

Silogisme kategorial adalah silogisme yang semua proposisinya merupakan kategorial. Proposisi yang mendukung silogisme disebut dengan premis yang kemudian dapat dibedakan menjadi premis mayor (premis yang termnya menjadi predikat), dan premis minor ( premis yang termnya menjadi subjek). Yang menghubungkan di antara kedua premis tersebut adalah term penengah (middle term).

ü  Silogisme Hipotetik

Silogisme hipotetik adalah argumen yang premis mayornya berupa proposisi hipotetik, sedangkan premis minornya adalah proposisi katagorik

ü  Silogisme Alternatif

Silogisme alternatif adalah silogisme yang terdiri atas premis mayor berupa proposisi alternatif. Proposisi alternatif yaitu bila premis minornya membenarkan salah satu alternatifnya. Kesimpulannya akan menolak alternatif yang lain.

ü  Silogisme Disjungtif

Silogisme disjungtif adalah silogisme yang premis mayornya merupakan keputusan disyungtif sedangkan premis minornya bersifat kategorik yang mengakui atau mengingkari salah satu alternatif yang disebut oleh premis mayor. Seperti pada silogisme hipotetik istilah premis mayor dan premis minor adalah secara analog bukan yang semestinya.

ü  Entimen

Silogisme ini jarang ditemukan dalam kehidupan sehari-hari, baik dalam tulisan maupun lisan. Yang dikemukakan hanya premis minor dan kesimpulan.

sunber :




Rabu, 13 Maret 2013

PENALARAN DENGAN METODE INDUKTIF


Menurut Wikipedia, penalaran adalah proses berpikir yang bertolak dari pengamatan indera (pengamatan empirik) yang menghasilkan sejumlah konsep dan pengertian. Berdasarkan pengamatan yang sejenis juga akan terbentuk proposisi – proposisi yang sejenis, berdasarkan sejumlah proposisi yang diketahui atau dianggap benar, orang menyimpulkan sebuah proposisi baru yang sebelumnya tidak diketahui. Proses inilah yang disebut menalar.
Jadi sebenarnya tanpa disadari, manusia dengan tidak sadar telah melakukan penalaran. Penalaran bukan hanya menjadi bahan ajar bahasa Indonesia, tetapi hal yang biasa dilakukan oleh tiap-tiap individu. Sehingga jika diartikan kedalam bahasa sehari-hari, penalaran adalah hal yang dilakukan oleh panca indra kemudian diproses menjadi suatu kesimpulan yang menghasilakan pengertian yang dapat dimengerti oleh akal pribadi kita. Seperti contohnya, kita melihat bahwa pada saat terjadi banjir yang terjadi pada Jakarta karena salah satu faktornya disebabkan oleh maraknya membuang sampah secara sembarang oleh masyarakat yang tinggal.
Dalam melakukan penalaran, salah satu metodenya adalah metode induktif. Metode induktif yaitu yaitu penarikan kesimpulan dari pernyataan yang bersifat khusus kesuatu yang bersifat umum.[1] Metode ini digunakan untuk melihat secara detail sesuatu. Metode induktif sendiri terbagi kedalam 3 macam, yaitu paragraf generalisasi, paragraf analogi dan paragraf kausal (sebab-akibat).
Paragraf generalisasi adalah proses penalaran yang bertolak dari sejumlah fakta atau gejala khusus yang diamati lalu ditarik kesimpulan umum tentang sebagian atau seluruh gejala yang diamati itu. Secara umum, generalisasi adalah pernyataan yang berlaku umum untuk semua atau sebagian besar gejala yang diamati.
Sebagai contoh dari paragraf generalisasi :
Direktur Utama Perum Bulog Mustafa Abubakar memperkirakan bahwa kekeringan di sejumlah daerah tidak akan mengganggu stok beras nasional. Bahkan, rencana impor 2007 akan diundur untuk 2008 karena produksi beras dalam negeri dalam beberapa bulan mendatang mencukupi kebutuhan nasional. Mustafa menjelaskan bahwa stok beras per Juli 2007 sebanyak 1,63 juta ton cukup untuk kebutuhan nasional selama 7 bulan. Rencana pengadaan 1,8 juta ton tahun ini sudah terpenuhi 1,53 juta ton dari pembelian beras petani. Impor beras 2008 diperkirakan hanya 1,3 juta ton, lebih sedikit 200.000 ton dari rencana impor tahun 2007. Dengan demikian, cadangan beras nasional masih dapat mencukupi kebutuhan pangan masyarakat dan tidak perlu dikhawatirkan sampai akhir 2007.
Yang kedua yang akan dibahas adalah tentang paragraf analogi. Analogi sendiri memiliki arti ‘diibaratkan’ untuk memudahkan menjelaskan sesuatu yang terjadi disekitar kita. Pengertian dari paragraf analogi adalah proses penalaran yang berdasarkan pada pembagian dan terhadap sejumlah gejala khusus yang memiliki kesamaan, kemudian ditarik kesimpulan.
Agar lebih memahami paragraf analogi, berikut merupakan contoh dari paragraf analogi :
Perubahan alam semesta yang mengembang dapat dijelaskan dan disimpulkan dari apa yang terjadi pada balon karet yang dikembungkan. Sebelumnya, balon karet itu diwarnai. Ketika dikembungkan, warna pada balon karet itu ikut mengembang. Semakin besar balon itu mengembang, semakin pudar warnanya. Warna itu memudar karena warna makin berkurang dan mengembang. Cahaya bintang-bintang di angkasa juga semakin berkurang intensitasnya. Para ahli menyimpulkan bahwa bintang-bintang itu makin menjauh dari kita dan alam semesta pun mengembang.
 Sedangkan untuk paragraf kausal atau sebab-akibat memiliki pengertian bahwa penalaran yang dimulai dengan mengemukakan fakta yang berupa sebab dan sampai pada kesimpulan yang merupakan akibat. Dimana sebab sebagai ide pokok dan akibat sebagai ide penjelas. Akan diuraikan contoh mengenai paragraf kausal (sebab-akibat) agar mudah membedakan antara paragraf generalisasi, paragraf analogi dan paragraf kausalnya sendiri. Ini merupakan contoh dari paragraf kausal :
Sepuluh tahun yang lalu hutan bakau dibabat habis-habisan. Lahan bekas hutan bakau didisulap menjadi tambak-tambak udang windu. Memang, pada waktu itu pengusaha udang windu memperoleh keuntungan besar karena harganya sangat mahal di luar negeri. Akan tetapi, setelah udang windu tidak laku lagi di pasaran internasional, para pengusaha kembali ke kota dan meninggalkan kerusakan lingkungan sebagai akibat dari pembabatan hutan bakau yang telah dilakukan beberapa tahun yang lalu. Laut menjadi tercemar karena hutan bakau yang berfungsi sebagai penyaring limbah yang masuk ke laut sudah tidak ada lagi. Saat ini, puluhan ribu nelayan sulit menghidupi keluarganya karena tidak ada ikan yang bisa ditangkap di tepi pantai

[1] Sutrisno Hadi, Metodologi Research, jilid 2, Cet. XVII: (Yogyakarta: Yayasan Penerbitan Fakultas Psikologi UGM, 1985), hlm. 242.
http://pengertianpengertian.blogspot.com/2012/05/pengertian-metode-induktif.html
http://mulyanto36.wordpress.com/2011/08/06/menyimpulkan-informasi-dengan-teknik-induktif-dan-deduktif
http://dedisetiawan.com/pengertian-paragraf-induktif-deduktif-generalisasi-analogi-dan-sebab-akibat
http://carapedia.com/paragraf_analogi_info697.html
http://carapedia.com/paragraf_generalisasi_info1968.html
http://carapedia.com/paragraf_sebab_akibat_info1966.html
http://id.wikipedia.org/wiki/Penalaran