Menurut anda bagaimana peran Masing-masing level/tingkatan
manajer dalam menyusun, implementasi dan mengevaluasi Manajemen Kinerja?
Berikan contoh atau analogi yang sesuai....
Menurut saya :
Peran
masing-masing level/tingkatan manajer yaitu memiliki peranan aktif yang
disesuaikan dengan level/tingkatan manajer tersebut. Dalam menyusun perencanaan
dilihat kembali kepada tujuan dari setiap level/tingkatan karena manajer
tersebut memiliki tanggung jawab untuk mencapai tujuan organisasi. Tujuan umum
dari sebuah organisasi adalah mencapai target yang telah direncanakan secara
bersama-sama, sedangkan tujuan khususnya adalah mencapai target dari
masing-masing level/tingkatan untuk melengkapi tujuan umum organisasi. Menyusun
rencana ini pasti berbeda dalam setiap level/tingkatan manajer. Seperti halnya
dalam implementasi, pasti berbeda tergantung dari tujuan khusus masing-masing
level/tngkatan. Begitupun dengan evaluasi, dalam tujuan khusus evaluasi dilihat
dari hasil kinerja masing-masing level yang kemudian dijadikan bahan untuk
evaluasi secara keseluruhan.
Misalnya dalam organisasi tradisional, perkebunan tebu.
Tingkatan dari yang tertinggi adalah pemilik kebun tebu,
mandor, dan buruh.
Setiap
bagian pasti memiliki tujuan khusus yang tidak sama, buruh memiliki tujuan
untuk dapat menghasilkan tanaman tebu yang lebih baik, mandor memiliki tujuan
untuk dapat memantau buruh yang bekerja agar kinerja mereka dapat terasa
maksimal, sedangkan pemilik kebun tebu memiliki tujuan yaitu mendapatkan
tebu-tebu yang lebih baik agar mendapatkan keuntungan yang lebih banyak.
Dalam
menyusun perencanaan yang dilakukan oleh pemilik kebun membuat poin-poin
penting agar mendapatkan laba yang maksimal, pemilik kebun menggunakan jasa
mandor untuk mengawasi langsung jalannya setiap kondisi dan mengevaluasi setiap
kinerja pada saat tebu dipanen.
Selanjutnya
dalam menyusun perencanaan yang dilakukan oleh mandor adalah membuat skema atau
penjadwalan untuk buruh yang akan mengelola kebun tebu agar efektif. Mandor ini
kemudian melakukan pembagian kerja kepada buruh agar dapat dikontrol dengan
baik. Evalusi yang dilakukan adalah pada saat kebun tebu tersebut dipanen, yang
dinilai adalah buruh yang bekerja pada kebun tebu tersebut sesuai atau tidak
dengan pembagian tugas dan penjadwalan, jika bekerja dengan sesuai yang
sebagaimana mestinya hasil tebu yang dipanen akan mendapatkan hasil yang
memuaskan.
Yang
terakhir adalah buruh kenun tebu tersebut, mereka membuat perencaan pada
penanaman kebun tebu yang baik agar mendapatkan hasil yang memuaskan. Jika
sudah selanjutnya mereka melaksanakan yang sudah mereka rencanakan. Evaluasi
yang terjadi adalah pasca panen tebu yang dilakukan, jika mereka mendapatkan
upah yang berlebih dapat diindikasikan bahwa kinerja mereka dalam menanam tebu
dirasa telah maksimal.
Untuk
evaluasi akhir, pemilik kebun dapat menganalisis secara keseluruhan dari hasil
kinerja yang dilakukan oleh bawahannya dalam mendapatkan hasil yang maksimum.