Sabtu, 08 Oktober 2011

MANAJEMEN PIUTANG TEORI DAN APLIKASI

DASAR MANAJEMEN KEUANGAN
(DOSEN : ROFI’AH)

















TUGAS KELOMPOK
KELAS 2E01
AHMAR ABYAD
ANGGI OKTAVIYANI
IRFAN FAHMI
IRFIAN FIRLIANI
NURUL APRIANA
RESTINA PUTRI (18210977)

U  N  I  V  E  R  S  I  T  A  S   G  U  N  A  D  A  R  M  A
F   A   K   U   L   T   A   S       E   K   O   N   O   M   I
J   U   R   U   S   A   N      M   A   N   A   J   E   M   E   N



MANAJEMEN PIUTANG
TEORI DAN APLIKASI


Penjualan suatu produk atau jasa dapat dilakukan secara tunai dan kredit. Penjualan tunai akan mengakibatkan adanya penerimaan kas perusahaan dan penjualan kredit memimbulkan piutang pada pelanggan. Pengertian piutang dagang adalah sebagai  berikut :

ü  Piutang dagang adalah kredit yang diberikan perusahaan kepada para pelanggannya, yang biasanya didasarkan atas kapercayaan dan tidak meggunakan perjanjian formal. (buku diktat Universitas Gunadarma Manajeemen Keuangan 1 – Miswanto & Eko Widodo)
ü  Piutang adalah aktiva yang timbul karena dilaksanakannya penujualan oleh perusahaan secara kredit. (http://narsismoergosum.blogspot.com/2010/04/manajemen-piutang.html)
- Keuntungan-keuntungan dalam penjualan kredit bagi perusahaan:
a. Kenaikan hasil penjualan
b. Kanaikan laba sebagai akibat dari kenaikan penjualan
c. Memenangkan persaingan
- Faktor-faktor yang mempengaruhi besar kecilnya piutang:
1. Volume penjualan
Makin besar penjualan kredit semakin besar pula jumlah piutang begitu pula sebaliknya
2. Syarat pembayaran bagi penjualan kredit
Semakin panjang batas waktu pembayaran semakin besar pula jumlah piutang dan sebaliknya semakin pendek batas waktunya pembayaran kredit juga semakin kecil jumlah piutang
3. Ketentuan tentang batas volume penjualan kredit
Bila batas maksimal penjualan kredit ditetapkan dalam jumlah besar maka piutang juga semakin besar
4. Kebiasaan membayar para pelanggan kredit
Apabila kebiasaan membayar pelanggan mudur dari waktu yang telah di tetapkan maka piutang akan semakin besar
5. Kegiatan menagih piutang dari perusahaan
Apabila penagihan piutang bersifat aktif maka jumlah piutang semakin kecil dan apabila pasif maka jumlah piutang semakin besar


Kebijakan pengumpulan piutang dan kebijakan kredit

Tingkat investasi dalam piutang dagang di pengaruhi oleh keadaan perekomomian, Penentuan harga jual dan kualitas produk, dan kebijakan kedit. Hal-lah yang akan diuraikan untuk menjabarkan kebujakan pengumpulan piutang dan kebijakan kredit adalah :

1.      Standar kredit
2.      Termin kredit
3.      Potongan tunai
4.      Default risk
           

1.      Standar kredit
Standar kredit adalah kualitas minimun penilaian kredit dari peminta kredit yang dapat diteima oleh perusahaan variabel – variabel yang harus dipertimbangkan dalam pemberian kredit adalah :

A.     Kualitas piutang dagang yang dapat diterima.
B.     Jangka waktu periode kredit.
C.     Potongan tunai untuk pembayaran lebih awal.
D.    Program pengumpulan piutang oleh perusahaan.

Keempat elemen diatas menentukan periode pengumpulan rata-rata dan proporsi penjualan kredi penjualan kredit yang menghasilkan piutang tidak tertagih. Pelonggaran standar kredit memang  akan meningkatkan penjualan, akan tetapi menimbulkan peningkatan risiko, karena :

a.       Pemerimaan piutang yang beresiko tinggi dapat meningkatkan risiko piutang tidak tertagih.
b.      Perpanjangan jangka waktu periode kredit dapat meningkatkan saldo piutang dan mengurangi perputaran piutang, yang menimbulkan biaya kesempatan.

Keputusan yang diambil dalam rencana pelonggaran standar kredit tergantung pada profitabilitas dari tambahan penjualan yang diharapkan dan biaya kesempatan.

2.      Termin Kredit
Termin kredit menunjukan jangka waktu periode kredit dan potongan tunai yang diberikan apabila dilakukan pembayaran lebih awal oleh pelanggan. (Marsh, 1995)
Periode kredit adalah total jangka waktu kredit bagi pelanggan untuk membayar utangnya. Misal suatu perusahaan memberikan termin kredit 2/10, n/30. Termin 2/10 berarti potongan tunai sebesar 2% dari jumlah piutang bruto yang akan diberikan jika pelanggan membayar tagihan dalam waktu 10 sejak tanggal faktur.untuk termin n/30 jika potongan tunai tidak digunakan atau dimanfaatkan maka pelanggan membayar penuh paling lambat pada waktu jatuh tempo yaitu 30 hari setelah tanggal faktur.

3.      Potongan tunai
Potongan tunai adalah presentase pengurangan pembayaran dari jumlah bruto penjualan, karena pembayaran dilakukan dalam periode pemberian potongan tunai.
Keuntungan potongan tunai adalah mempercepat pengumpulan piutang dagang sehingga mempercepat perputaran piutang yang menimbulkan investasi yang dibutuhkan dalam piutang menjadi lebih kecil.


4.      Default risk
Ini meliputi kerugian dari piutang tidak tertagih yang mungkin akan terjadi, karena pelonggaran standar kredit dan perlambatan waktu pengumpulan. Dengan demikian, biaya yang timbul dari pelonggaran standar kredit tidak hanya dari biaya kesempatan karena bertambahnya investasi dalam piutang dagang, tetapi juga dari piutang tidak tertagih yang mungkin terjadi. Standar kredit yang optimum bukanlah standar kredit yang mampu meminimisasi kerugian piutang tidak tertagih, tetapi harus memperhatikan semua biaya yang mungkin timbul dari pelonggaran standar kredit yang diberikan.

-       Biaya atas piutang
Dalam penjualan kredit yang dilakukan oleh perusahaan, maka kegiatan ini tidak lepas dari resiko yang harus ditanggung akibat dari timbilnya piutang. Resiko tersebut berupa biaya-biaya yang timbil karena piutang. Biaya tersebut adalah:
1. Biaya penghapusan piutang
Dihitung pada setiap periode, biaya ini atas bad debt yang akan dihapus piutangnya.
2. Biaya pengumpulan piutang
Biaya yang timbul dari kegiatan penagihan piutang
3. Biaya administrasi
4. Biaya sumber dana (weight cast)
Dana yang diperlukan untuk menjaga piutang baik dari dalam maupun dari luar perusahaan




Manajemen piutang
Kegiatannya meliputi :
A.    Perencanaa jumlah dan pengumpulan piutang
Rencana jumlah piutang disusun berdasarkan budget penjualan dengan memperhatikan persyaratan pembayaran yang diberikan kepada pelanggan dan kebiasaan pelanggan dalam mebayar hutang.
Besar piutang dipengaruhi oleh resiko piutang yang tak tertagih yang deperkirakan oleh perusahaan juga dengan memperhatikan kebiasaan membayar pelanggan, dapat direncanakan kapan pengumpulan piutang.

B.     Pengendalian piutang
Agar piutang dapat terkendali dengan ketat ada beberapa hal yang perlu dilakukan:
a. Penyaringan pelanggan
b. Penentuan resiko kredit
c. Penentuan potongan-potongan (return)
d. Pelaksanaan administrasi yang berhubungan dengan penarikan kredit
e. Penetuan ketentuan-ketentuan dalam menghadapi penunggak

a. Penyaringan pelanggan
Faktor-faktor yang diperlukan dalam menyaring pelanggan
1.) Adanya kesanggupan secara jujur untuk membayar kredit yang telah diterima oleh pelanggan
2.) Adanya kemampuan pelanggan yang diukur secara subjektif oleh perusahaan
3.) Adanya ikatan atau jaminan untuk keamanan dari resiko kredit baik berupa surat-surat penting ataupun benda yang ada nilainya dari pelanggan

b. Penentuan resiko kredit
Dari pengalaman tahun sebelumnya oleh perusahaan dapat diketahui perkiraan besarnya resiko kredit yang tidak dibayar pelanggan pada periode tertentu sehingga manaajer keuangan dapat merencanakan persediaan penghapusan piutang ataupun pengumpulannya
1.) Penentuan batas resiko tertinggi resiko kredit, misalnya pada tahun-tahun sebelumnya piutang taktertagih sekitar 5%,4%,3% dari penjualan maka dapat ditentukan batas tertinggi 5%
Resiko kredit tahun lalu probabilitas
5% 50%
4% 30%
3% 20%
Maka besar resiko kredit
5% x 0,50 = 2.5%
4% x 0,30 = 1.2%
3% x 0,20 = 0.6%
Mean = 4.3%
Jadi resiko kredit itu adalah 4.3%

2.) Mengadakan klasifikasi pelanggan
- Golongan resiko di bawah 4.3%
- Golongan resiko pada 4.3%
- Golongan resiko di atas 4.3%
3.) Seleksi para pelanggan dari keterengan di atas dapat ditentukan kebijakan untuk pelanggan tetap tidak memberikan kredit baru bagi pelanggan dengan resiki di atas 4.3% dan memberikan kredit baru bagi pelanggan dengan resiko di bawah 4.3%

c. Penentuan potongan-potongan
Ini dilakukan untuk merangsang pelanggan agar membayar pada waktu yang telah ditetapkan misalnya pelanggan yang membayar kredit 20 hari dari waktu pengenalan barang diberi potongan 2% dan bila lebih dari 20 hari hingga 30 hari tidak diberi potongan. Dan yang membayar lebih dari 30 hari akan di beri beban administrasi tagihan. Ini ditulis dengan 2/30, net 30, dan terkena beban biaya lebih dar 30 hari.

d. Pelaksanaan administrasi yang berhubungan dengan penarikan kredit
Penyebab umum kredit telat untuk ditarik adalah kelalaian dalam penyerahan faktur kepada pelanggan dan tertundanya pengiriman pemberitahuan atau mungkin tidak dikerjakan sama sekali. Surat yang mungkin tidak dianggap lagi pada masa sekarang ini mempumyai 2 fungsi yaitu:
- Untuk menjamin rekening yang ada di perusahaan dan yang dimiliki pelanggan sama
- Untuk mendesak pelanggan dalam mebayar kredit

e. Penetapan ketentuan dalam menghadapi penunggak
1.) Penyampaian surat tagihan
2.) Penagihan dengan aktif baik dengan surat maupun langsung
3.) Penarikan dengan jaminan untuk mempercepat pelunasan kredit

C.    Penggunaan ratio-ratio
Yaitu dengan cara membandingkan perputaran piutang dengan rata-rata waktu pengumpulan dari perusahaan tertentu dengan perusahaan yang lain yang sejenis atau kelompok industrinya. Apabila ada perbedaan yang mencolok antara kedua ratio maka perlu diadakan penelitian lebih dalam terhadap kebijaksanaan itu.

Contoh kasus :

Misalnya perusahaan sari lidah buaya memiliki perencanaan dan pengumpulan piutang sebagai berikut:
1. Januari Rp 7.000.000
2. Februari Rp 7.500.000
3. Maret Rp 8.000.000
4. April Rp 8.500.000
5. Mei Rp 9.000.000
6. Juni Rp 9.500.000
7. Juli Rp 10.000.000
8. Agustus Rp 10.500.000
9. September Rp 11.000.000
10. Oktober Rp 11.500.000
11. November Rp 12.000.000
12. Desember Rp 12.500.000
* Syarat pembayaran yang ditetapkan perusahaan adalah 2/20 net 30.
Data pembayaran hutang tahun lalu
a. 20% dari penjualan setiap bulan dibayar kontan pada saat pembelian
b. 50% dari penjualan setiap bulan terkumpul dalam 20 hari dalam bulan yang sama
c. 10% dari penjualan setiap bulan terkumpul dalam 20 hari dalam bulan berikutnya
d. 15% dari penjualan setiap bulan terkumpul sesudah 20 hari dan pada bulan berikutnya
e. 5% dari penjualan setiap bulan puitang tak tertagih
Piutang yang belum tertagih pada bulan desember tahun sebelumnya adalah sebesar 2.500.000 dan akan diterima januari tahun depan
Susunan rencana piutang dan pengumpulannya untuk bulan januari.
1. Piutang belum tertagih bulan lalu Rp 2.500.000 dan akan tertagih bulan januari
2. Penjualan tunai 25% tidak termasuk hitungan rencana piutang tapi dalam laporan rugi laba yang akan dipotong biaya 2%
3. Piutang ter tagih bulan januari:
- Piutang tahun lalu                                                            =          Rp 2.500.000
- (50% x Rp 7.000.000) – 2% x (50% x Rp 7.000.000)     =          Rp 3.430.000
total                             =          Rp 5.930.000
4. Piutang januari yang tertagih bulan februari
- (10% x Rp 7.000.000) – 2% x (10% x Rp 7.000.000)     =          Rp   686.000
- 15% x Rp 7.000.000                                                        =          Rp 1.050.000
total                             =          Rp 1.736.000
- Piutang tak tertagih
5% x Rp 7.000.000                                                     =          Rp   350.000
5. Piutang bulan januari
- (50% x Rp 7.000.000) – 2% x (50% x Rp 7.000.000)     =          Rp 3.430.000
- (10% x Rp 7.000.000) – 2% x (10% x Rp 7.000.000)     =          Rp   686.000
- 15% x Rp 7.000.000                                                        =          Rp 1.050.000
Jumlah piutang                                                                         =          Rp 5.166.000
Susunan rencana piutang dan pengumpulannya untuk bulan februari.
1. Penjualan tunai 25% tidak termasuk hitungan rencana piutang tapi dalam laporan rugi laba yang akan dipotong biaya 2%
2. Piutang ter tagih bulan februari:
- (50% x Rp 7.500.000) – 2% x (50% x Rp 7.500.000)     =          Rp 3.675.000
3. Piutang februari yang tertagih bulan maret
- (10% x Rp 7.500.000) – 2% x (10% x Rp 7.500.000)     =          Rp    735.000
- 15% x Rp 7.500.000                                                        =          Rp 1.125.000
total                             =          Rp 1.760.000
4. Piutang tak tertagih
5% x Rp 7.500.000                                                     =          Rp    375.000
5. Piutang bulan februari
- (50% x Rp 7.500.000) – 2% x (50% x Rp 7.500.000)     =          Rp 3.675.000
- (10% x Rp 7.500.000) – 2% x (10% x Rp 7.500.000)     =          Rp    735.000
- 15% x Rp 7.500.000                                                        =          Rp 1.125.000
Jumlah piutang                                                                         =          Rp 5.535.000
Susunan rencana piutang dan pengumpulannya untuk bulan maret.
1. Penjualan tunai 25% tidak termasuk hitungan rencana piutang tapi dalam laporan rugi laba yang akan dipotong biaya 2%
2. Piutang ter tagih bulan maret:
- (50% x Rp 8.000.000) – 2% x (50% x Rp 8.000.000)     =          Rp 3.920.000
3. Piutang maret yang tertagih bulan april
- (10% x Rp 8.000.000) – 2% x (10% x Rp 8.000.000)     =          Rp     784.000
- 15% x Rp 8.000.000                                                        =          Rp 1.200.000
total                             =          Rp 1.984.000
4. Piutang tak tertagih
5% x Rp 8.000.000                                                     =          Rp    400.000
5. Piutang bulan maret
- (50% x Rp 8.000.000) – 2% x (50% x Rp 8.000.000)     =          Rp 3.920.000
- (10% x Rp 8.000.000) – 2% x (10% x Rp 8.000.000)     =          Rp    784.000
- 15% x Rp 8.000.000                                                        =          Rp 1.200.000
Jumlah piutang                                                                         =          Rp 5.804.000
Susunan rencana piutang dan pengumpulannya untuk bulan april.
1. Penjualan tunai 25% tidak termasuk hitungan rencana piutang tapi dalam laporan rugi laba yang akan dipotong biaya 2%
2. Piutang tertagih bulan april:
- (50% x Rp 8.500.000) – 2% x (50% x Rp 8.500.000)     =          Rp 4.165.000
3. Piutang april yang tertagih bulan mei
- (10% x Rp 8.500.000) – 2% x (10% x Rp 8.500.000)     =          Rp    833.000
- 15% x Rp 8.500.000                                                        =          Rp 1.275.000
total                             =          Rp 2.108.000
4. Piutang tak tertagih
5% x Rp 8.500.000                                                     =          Rp    425.000
5. Piutang bulan april
- (50% x Rp 8.500.000) – 2% x (50% x Rp 8.500.000)     =          Rp 4.165.000
- (10% x Rp 8.500.000) – 2% x (10% x Rp 8.500.000)     =          Rp    833.000
- 15% x Rp 8.500.000                                                        =          Rp 1.275.000
Jumlah piutang                                                                         =          Rp 6.273.000
Susunan rencana piutang dan pengumpulannya untuk bulan mei.
1. Penjualan tunai 25% tidak termasuk hitungan rencana piutang tapi dalam laporan rugi laba yang akan dipotong biaya 2%
2. Piutang tertagih bulan mei:
- (50% x Rp 9.000.000) – 2% x (50% x Rp 9.000.000)     =          Rp 4.410.000
3. Piutang mei yang tertagih bulan juni
- (10% x Rp 9.000.000) – 2% x (10% x Rp 9.000.000)     =          Rp    882.000
- 15% x Rp 9.000.000                                                        =          Rp 1.350.000
total                             =          Rp 2.232.000
4. Piutang tak tertagih
5% x Rp 9.000.000                                                     =          Rp    450.000
5. Piutang bulan mei
- (50% x Rp 9.000.000) – 2% x (50% x Rp 9.000.000)     =          Rp 4.410.000
- (10% x Rp 9.000.000) – 2% x (10% x Rp 9.000.000)     =          Rp    882.000
- 15% x Rp 9.000.000                                                        =          Rp 1.350.000
Jumlah piutang                                                            =          Rp 6.642.000
Susunan rencana piutang dan pengumpulannya untuk bulan juni.
1. Penjualan tunai 25% tidak termasuk hitungan rencana piutang tapi dalam laporan rugi laba yang akan dipotong biaya 2%
2. Piutang tertagih bulan mei:
- (50% x Rp 9.500.000) – 2% x (50% x Rp 9.500.000)     =          Rp 4.655.000
3. Piutang mei yang tertagih bulan juni
- (10% x Rp 9.500.000) – 2% x (10% x Rp 9.500.000)     =          Rp    931.000
- 15% x Rp 9.500.000                                                        =          Rp 1.425.000
total                             =          Rp 2.356.000
4. Piutang tak tertagih
5% x Rp 9.500.000                                                     =          Rp    475.000
5. Piutang bulan mei
- (50% x Rp 9.500.000) – 2% x (50% x Rp 9.500.000)     =          Rp 4.655.000
- (10% x Rp 9.500.000) – 2% x (10% x Rp 9.500.000)     =          Rp    931.000
- 15% x Rp 9.500.000                                                        =          Rp 1.425.000
Jumlah piutang                                                                         =          Rp 7.011.000

·         Dan untuk enam bulan berikutnya penghitungannya sama



SUMBER :
buku diktat Universitas Gunadarma Manajeemen Keuangan 1 – Miswanto & Eko Widodo
http://narsismoergosum.blogspot.com/2010/04/manajemen-piutang.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar