Menurut Wikipedia, penalaran adalah
proses berpikir yang bertolak dari pengamatan indera (pengamatan
empirik) yang menghasilkan sejumlah konsep dan pengertian. Berdasarkan
pengamatan yang sejenis juga akan terbentuk proposisi – proposisi yang sejenis, berdasarkan sejumlah
proposisi yang diketahui atau dianggap benar, orang menyimpulkan sebuah
proposisi baru yang sebelumnya tidak diketahui. Proses inilah yang disebut
menalar.
Jadi sebenarnya
tanpa disadari, manusia dengan tidak sadar telah melakukan penalaran. Penalaran
bukan hanya menjadi bahan ajar bahasa Indonesia, tetapi hal yang biasa
dilakukan oleh tiap-tiap individu. Sehingga jika diartikan kedalam bahasa sehari-hari,
penalaran adalah hal yang dilakukan oleh panca indra kemudian diproses menjadi
suatu kesimpulan yang menghasilakan pengertian yang dapat dimengerti oleh akal
pribadi kita. Seperti contohnya, kita melihat bahwa pada saat terjadi banjir
yang terjadi pada Jakarta karena salah satu faktornya disebabkan oleh maraknya
membuang sampah secara sembarang oleh masyarakat yang tinggal.
Dalam melakukan penalaran, salah satu metodenya adalah metode
induktif. Metode induktif yaitu yaitu penarikan kesimpulan dari pernyataan yang
bersifat khusus kesuatu yang bersifat umum.[1] Metode
ini digunakan untuk melihat secara detail sesuatu. Metode induktif sendiri
terbagi kedalam 3 macam, yaitu paragraf generalisasi, paragraf analogi dan paragraf
kausal (sebab-akibat).
Paragraf generalisasi adalah proses
penalaran yang bertolak dari sejumlah fakta atau gejala khusus yang diamati
lalu ditarik kesimpulan umum tentang sebagian atau seluruh gejala yang diamati
itu. Secara umum, generalisasi adalah pernyataan yang berlaku umum untuk semua
atau sebagian besar gejala yang diamati.
Sebagai contoh dari paragraf
generalisasi :
Direktur Utama Perum Bulog Mustafa
Abubakar memperkirakan bahwa kekeringan di sejumlah daerah tidak akan
mengganggu stok beras nasional. Bahkan, rencana impor 2007 akan diundur untuk
2008 karena produksi beras dalam negeri dalam beberapa bulan mendatang
mencukupi kebutuhan nasional. Mustafa menjelaskan bahwa stok beras per Juli
2007 sebanyak 1,63 juta ton cukup untuk kebutuhan nasional selama 7 bulan.
Rencana pengadaan 1,8 juta ton tahun ini sudah terpenuhi 1,53 juta ton dari
pembelian beras petani. Impor beras 2008 diperkirakan hanya 1,3 juta ton, lebih
sedikit 200.000 ton dari rencana impor tahun 2007. Dengan demikian, cadangan
beras nasional masih dapat mencukupi kebutuhan pangan masyarakat dan tidak
perlu dikhawatirkan sampai akhir 2007.
Yang kedua yang akan dibahas adalah
tentang paragraf analogi. Analogi sendiri memiliki arti ‘diibaratkan’ untuk
memudahkan menjelaskan sesuatu yang terjadi disekitar kita. Pengertian dari paragraf
analogi adalah proses penalaran yang berdasarkan pada
pembagian dan terhadap sejumlah gejala khusus yang memiliki kesamaan, kemudian
ditarik kesimpulan.
Agar lebih memahami paragraf analogi, berikut merupakan contoh
dari paragraf analogi :
Perubahan alam semesta yang mengembang dapat dijelaskan dan
disimpulkan dari apa yang terjadi pada balon karet yang dikembungkan.
Sebelumnya, balon karet itu diwarnai. Ketika dikembungkan, warna pada balon
karet itu ikut mengembang. Semakin besar balon itu mengembang, semakin pudar
warnanya. Warna itu memudar karena warna makin berkurang dan mengembang. Cahaya
bintang-bintang di angkasa juga semakin berkurang intensitasnya. Para ahli
menyimpulkan bahwa bintang-bintang itu makin menjauh dari kita dan alam semesta
pun mengembang.
Sedangkan untuk paragraf
kausal atau sebab-akibat memiliki pengertian bahwa penalaran
yang dimulai dengan mengemukakan fakta yang berupa sebab dan sampai pada
kesimpulan yang merupakan akibat. Dimana sebab sebagai ide pokok dan akibat
sebagai ide penjelas. Akan diuraikan contoh mengenai paragraf kausal
(sebab-akibat) agar mudah membedakan antara paragraf generalisasi, paragraf
analogi dan paragraf kausalnya sendiri. Ini merupakan contoh dari paragraf
kausal :
Sepuluh
tahun yang lalu hutan bakau dibabat habis-habisan. Lahan bekas hutan bakau
didisulap menjadi tambak-tambak udang windu. Memang, pada waktu itu pengusaha
udang windu memperoleh keuntungan besar karena harganya sangat mahal di luar
negeri. Akan tetapi, setelah udang windu tidak laku lagi di pasaran
internasional, para pengusaha kembali ke kota dan meninggalkan kerusakan lingkungan
sebagai akibat dari pembabatan hutan bakau yang telah dilakukan beberapa tahun
yang lalu. Laut menjadi tercemar karena hutan bakau yang berfungsi sebagai
penyaring limbah yang masuk ke laut sudah tidak ada lagi. Saat ini, puluhan
ribu nelayan sulit menghidupi keluarganya karena tidak ada ikan yang bisa
ditangkap di tepi pantai
[1] Sutrisno
Hadi, Metodologi Research, jilid 2, Cet. XVII: (Yogyakarta: Yayasan
Penerbitan Fakultas Psikologi UGM, 1985), hlm. 242.
http://pengertianpengertian.blogspot.com/2012/05/pengertian-metode-induktif.html
http://mulyanto36.wordpress.com/2011/08/06/menyimpulkan-informasi-dengan-teknik-induktif-dan-deduktif
http://dedisetiawan.com/pengertian-paragraf-induktif-deduktif-generalisasi-analogi-dan-sebab-akibat
http://carapedia.com/paragraf_analogi_info697.html
http://carapedia.com/paragraf_generalisasi_info1968.html
http://carapedia.com/paragraf_sebab_akibat_info1966.html
http://id.wikipedia.org/wiki/Penalaran
Tidak ada komentar:
Posting Komentar