Sabtu, 05 Oktober 2013

FAKTOR-FAKTOR YANG DAPAT MEMPENGARUHI NILAI TUKAR MATA UANG ASING DI INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN

1.      LATAR BELAKANG
Indonesia menganut system perdagangan terbuka, dimana sektor yang berjalan adalah sektor rumah tangga, sektor produsen, sektor pemerintah dan sektor luar negri. Dalam materi ini yang akan dibahas adalah mengenai sektor luar negri. Dimana untuk menjalankan sektor ini dibutuhkan mata uang selain rupiah, karena setiap negara memiliki mata uang sendiri dan tidak semua negara menggunakan rupiah.
Kurs atau nilai tukar merupakan salah satu cara bagi suatu negara untuk bisa bertransaksi dengan dunia luar. Namun ada kendala dalam kurs ini, bahwa tidak setiap nilai mata uang setiap negara adalah sama. Nilai mata uang ini dapat dipengaruhi oleh banyaknya permintaan dan penawaran uang yang terjadi dipasar uang.
Dalam kurs yang menjadi patokan nilainya adalah dengan menggunakan mata uang Amerika. Alasannya karena dolar Amerika merupakan uang internasional berdasarkan sejarah pada masa pasca perang. Sehingga sampai saat ini yang digunakan untuk alat pembayaran internasional adalah dolar Amerika.
Pengelolaan mata uang asing atau valuta asing yang biasa disingkat menjadi valas ini di Indonesia sendiri oleh Bank Indonesia. Bentuk pengelolaan ini adalah Bank Indonesia memiliki cadangan devisa. Cadangan inilah yang kemudian digunakan dalam transaksi internasional.
Selanjutnya informasi dari artikel pada sebuah Koran online mengatakan posisi rupiah berdasarkan kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) BI pada hari kemarin berada di level Rp11.423/USD, melemah 28 poin dibanding akhir pekan lalu lalu di level Rp11.395/USD (Sindonews.com 2013/09/17)
Perubahan nilai tukar ini didasari oleh faktor-faktor yang ada pada negara tersebut. Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi nilai uang asing di Indonesia yang akan dibahas lebih lanjut.  
 


2.      RUMUSAN MASALAH
Dari latar belakang yang telah diuraikan, berikut adalah rumusan masalahnya :
1.)    Faktor-faktor apa saja yang dapat mempengaruhi nilai uang asing di Indonesia?
2.)    Bagaimana solusinya agar nilai kurs Indonesia tetap stabil?

3.      TUJUAN
Rumusan masalah yang telah tertera diatas mengambil tujuan sebagi berikut :
1.)    Mengetahui faktor-faktor yang dapat mempengaruhi nilai uang asing di Indonesia.
2.)    Solusi agar nilai kurs di Indonesia tetap stabil.












BAB II PEMBAHASAN

1.      METODE PENULISAN
Metode penulisan ini adalah dengan mengumpulkan jurnal, artikel, berita serta informasi yang memiliki kaitannya dengan kurs valuta asing. Diunduh dari komputer pribadi penulis. Kemudian dibaca, ditelusuri, dianalisis, dan diambil kesimpulannya oleh pandangan penulis.

2.      PENGERTIAN KURS VALUTA ASING
Kurs merupakan sebuah kunci bagi suatu negara untuk bertransaksi dengan dunia luar (economicwatcher.blogspot.com) karena dengan menggunakan kurs transaksi dengan luar negri dapat berjalan dengan baik. Seperti transaksi ekspor-impor sangat memerlukan nilai kurs untuk bertransaksi. Semakin stabil nilai kurs maka dapat mengindikasikan bahwa negara tersebut adalah negara sehat.
Kurs adalah nilai mata uang suatu negara yang dinyatakan dengan nilai mata uang negara yg lain (artikata.com). sedangkan dari sebuah artikel menurut Sawaldjo Puspopranoto (2004:212) definisi kurs adalah harga dimana mata uang suatu negara dipertukarkan dengan mata uang negara lain disebut nilai tukar (kurs). Sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa kurs adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan mata uang negara lain yang ditukar nilainya kedalam nilai mata uang negara sendiri.

3.      JENIS-JENIS KURS VALUTA ASING
1.)    Kurs Tetap (Fixed Exchange Rate)
Kurs tetap merupakan sistem nilai tukar dimana pemegang otoritas moneter tertinggi suatu negara (Central Bank) menetapkan nilai tukar dalam negeri terhadap negara lain yang ditetapkan pada tingkat tertentu tanpa melihat aktivitas penawaran dan permintaan di pasar uang. Jika dalam perjalanannya penetapan kurs tetap mengalami masalah, misalnya terjadi fluktuasi penawaran maupun permintaan yang cukup tinggi maka pemerintah bisa mengendalikannya dengan membeli atau menjual kurs mata uang yang berada dalam devisa negara untuk menjaga agar nilai tukar stabil dan kembali ke kurs tetap nya. Dalam kur tetap ini, bank sentral melakukan intervensi aktif di pasar valas dalam penetapan nilai tukar.

Keunggulan :
·         Kegiatan spekulasi di pasar uang semakin sempit.
·         Intervensi aktif pemerintah dalam mengatur nilai tukar sehingga tetap stabil.
·         Pemerintah memegang peranan penuh dalam pengawasan transaksi devisa.
·         Kepastian nilai tukar, sehingga perencanaan produksi sesuai dengan hasilnya.
Kelemahan :
·         Cadangan devisa harus besar, untuk menyerap kelebihan dan kekurangan di pasar valas.
·         Kurang fleksibel terhadap perubahan global.
·         Penetapan kurs yang terlalu rendah atau terlalu tinggi akan mempengaruhi pasar ekspor impor.
2.)    Kurs Mengambang Terkendali (Managed Floating Exchange Rate)
Penetapan kurs ini tidak sepenuhnya terjadi dari aktivitas pasar valuta. Dalam pasar ini masih ada campur tangan pemerintah melalui alat ekonomi moneter dan fiskal yang ada. Jadi dalam pasar valuta ini tidak murni berasal dari penawaran dan permintaan uang.

Keunggulan :
·         Mampu menjaga stabilitas moneter dengan lebih baik dan neraca pembayaran suatu negara.
·         Adanya aktifitas MD/MS dalam pasar valuta berdasarkan kurs indikasi akan mampu menstabilkan nilai tukar dengan lebih baik sesuai dengan kondisi ekonomi yang terjadi.
·         Devisa yang diperlukan tidak sebesar pada nilai tukar tetap.
·         Mampu memadukan sistem tetap dan mengambang.


Kelemahan :
·         Devisa harus selalu tersedia dan siap diguankan sewaktu-waktu.
·         Persaingan yang ketat antara pemerintah dan spekualan dalam memprediksi dan menetapkan kurs.
·         Tidak selamanya mampu mengatasi neraca pembayaran.
·         Selisih kurs yang terjadi dalam pasar valuta akan mengurangi devisa karena memakai devisa untuk menutupi selisihnya.

3.)    Kurs Mengambang Bebas (Free Floating Rate)
Kurs mengambang bebas merupakan suatu sistem ekonomi yang ditujukan bagi suatu negara yang sistem perekonomiannya sudah mapan. Sistim nilai tukar ini akan menyerahkan sleuruhnya kepada pasar untuk mencapai kondisi equilibrium yang sesuai dengan kondisi internal dan eksternal. Jadi dalam sistem nilai tukar ini hampir tidak ada campur tangan pemerintah. 

Keunggulan :
·         Cadangan devisa lebih aman.
·         Persaingan pasar ekspor-impor sesuai dengan mekanisme pasar.
·         Kondisi ekonomi negara lain tidak akan berpengaruh besar terhadap kondisi ekonomi dalam negeri.
·         Masalah neraca pembayaran dapat diminimalisir.
·         Tidak ada batasan valas.
·         Equilibrium pasar uang.

Kelemahan :
·         Praktik spekulasi semakin bebas.
·         Penerapan sistem ini terbatas pada negara yang sistim perekonomiannya mapan, masih kurang teapt untuk negara berkembang.
·         Tidak adanya intervensi pemerintah untuk menjaga harga.


4.      TRANSAKSI PADA VALUTAS ASING
1.)    Transaksi Spot, jual beli mata uang dengan penyerahan dan pembayaran antar bank yang akan diselesaikan dalam 2 hari kerja berikutnya.
2.)    Transaksi Forward, transaksi mata uang dengan penyerhan pada waktu yang akan datang. Kurs ditetapkan pada waktu kontrak tetapi pembayaran dan penyerahan dilakukan pada saat kontrak jatuh tempo. Transaksi ini sering digunakan untuk hedging dan spekulasi.
3.)    Transaksi Swap,  pembelian dan penjualan secara bersama sejumlah tertentu mata uang dengan 2 tanggal valuta (penyerahan yang berbeda). Ini digunakan untuk menjaga kerugian yang disebabkan oleh perubahan kurs suatu mata uang.

5.      FAKTOR-FAKTOR KURS VALUTA ASING
1.)    Perbedaan tingkat inflasi antara 2 negara
Suatu negara yang tingkat inflasinya konsisten rendah akan lebih kuat nilai tukar mata uangnya dibandingkan negara yang inflasinya lebih tinggi. Daya beli (purchasing power) mata uang tersebut relatif lebih besar dari negara lain. Pada akhir abad 20 lalu, negara-negara dengan tingkat inflasi rendah adalah Jepang, Jerman dan Swiss, sementara Amerika Serikat dan Canada menyusul kemudian. Nilai tukar mata uang negara-negara yang inflasinya lebih tinggi akan mengalami depresiasi dibandingkan negara partner dagangnya.
2.)    Perbedaan tingkat suku bunga antara 2 negara
Suku bunga, inflasi dan nilai tukar sangat berhubungan erat. Dengan merubah tingkat suku bunga, bank sentral suatu negara bisa mempengaruhi inflasi dan nilai tukar mata uang. Suku bunga yang lebih tinggi akan menyebabkan permintaan mata uang negara tersebut meningkat. Investor domestik dan luar negeri akan tertarik dengan return yang lebih besar. Namun jika inflasi kembali tinggi, investor akan keluar hingga bank sentral menaikkan suku bunganya lagi. Sebaliknya, jika bank sentral menurunkan suku bunga maka akan cenderung memperlemah nilai tukar mata uang negara tersebut.

3.)    Neraca perdagangan
Neraca perdagangan antara 2 negara berisi semua pembayaran dari hasil jual beli barang dan jasa. Neraca perdagangan suatu negara disebut defisit bila negara tersebut membayar lebih banyak ke negara partner dagangnya dibandingkan dengan pembayaran yang diperoleh dari negara partner dagang. Dalam hal ini negara tersebut membutuhkan lebih banyak mata uang negara partner dagang, yang menyebabkan nilai tukar mata uang negara tersebut terhadap negara partnernya melemah. Keadaan sebaliknya disebut surplus, dimana nilai tukar mata uang negara tersebut menguat terhadap negara partner dagang.
4.)    Hutang publik (Public debt)
Neraca anggaran domestik suatu negara digunakan juga untuk membiayai proyek-proyek untuk kepentingan publik dan pemerintahan. Jika anggaran defisit maka public debt membengkak.Public debt yang tinggi akan menyebabkan naiknya inflasi. Defisit anggaran bisa ditutup dengan menjual bond pemerintah atau mencetak uang. Keadaan bisa memburuk bila hutang yang besar menyebabkan negara tersebut default (gagal bayar) sehingga peringkat hutangnya turun. Public debt yang tinggi jelas akan cenderung memperlemah nilai tukar mata uang negara tersebut.
5.)    Ratio harga ekspor dan harga impor
Jika harga ekspor meningkat lebih cepat dari harga impor maka nilai tukar mata uang negara tersebut cenderung menguat. Permintaan akan barang dan jasa dari negara tersebut naik yang berarti permintaan mata uangnya juga meningkat. Keadaan sebaliknya untuk harga impor yang naik lebih cepat dari harga ekspor.
6.)    Kestabilan politik dan ekonomi
Para investor tentu akan mencari negara dengan kinerja ekonomi yang bagus dan kondisi politik yang stabil. Negara yang kondisi politiknya tidak stabil akan cenderung beresiko tinggi sebagai tempat berinvestasi. Keadaan politik akan berdampak pada kinerja ekonomi dan kepercayaan investor, yang pada akhirnya akan mempengaruhi nilai tukar mata uang negara tersebut.












BAB III SIMPULAN

1.)    Atas materi yang telah diuraikan sebelumnya dapat ditarik kesimpulan bahwa faktor-faktor yang dapat mempengaruhi nilai tukar mata uang di Indonesia adalah :
a.)    Perbedaan tingkat inflasi antara 2 negara
b.)    Perbedaan tingkat suku bunga antara 2 negara
c.)    Neraca perdagangan
d.)   Hutang publik (Public debt)
e.)    Ratio harga ekspor dan harga impor
f.)     Kestabilan politik dan ekonomi

2.)    Sehingga Indonesia harus banyak memperbaiki tingkat inflasi yang setiap tahunnya mengalami peningkatan, sehingga dapat mempengaruhi laju pertumbuhan perekonomian serta nilai kurs dalam kaitannya bertransaksi dengan negara luar. Tingkat suku bunga karena untuk menarik uang dan investor tingkat suku bunga ini harus tinggi maka perbankan yang berada pada wilayah Indonesia harus lebih baik dalam mengelola suku bunga. Peran pemerintah dalam neraca perdagangan begitu besar, sehingga diharapkan Indonesia memiliki neraca pembayatan surplus. Hutang publik (Public debt) sejak dulu pada negara Indonesia sudah ada, untuk tahun yang mendatang agar dapat membayar pokok cicilan hutang. Ratio harga ekspor dan harga impor, dimana nilai ekspor harus lebih besar agar Indonesia mendapatkan nilai surplus. UKM di Indonesia harus didukung dengan baik sehingga produk buatan Indonesia dapat diekspor dan diterima oleh negara luar. Kestabilan politik dan ekonomi di Indonesia juga harus diperbaiki, karena memberikan pengaruh kepada masyarakat Indonesia. Pemerintah yang memegang kendali sebagai pemegang kebijakan sehingga diharapkan tetap mendukung perekonomian masyarakat Indonesia bukan menjatuhkan masyarakatnya. Semua faktor ini apabila berjalan dengan baik maka akan memberikan dampak positif terhadap kestabilan nilai kurs di Indonesia pada khususnya dan mensejahterakan masyarakat Indonesia pada umumnya.






















DAFTAR PUSTAKA



























LAMPIRAN
KURS TRANSAKSI BANK INDONESIA MATA UANG RUPIAH TERHADAP MATA UANG USD 1-4 OKTOBER 2013

Nilai
Kurs Jual
Kurs Beli
Tanggal
1.00
11614.00
11498.00
4 Oct 2013
1.00
11593.00
11477.00
3 Oct 2013
1.00
11626.00
11510.00
2 Oct 2013
1.00
11651.00
11535.00
1 Oct 2013


Tidak ada komentar:

Posting Komentar