Pengaruh dalam perilaku konsumen yang
lain adalah pengaruh keluarga dan rumah tangga. Keluarga juga dapat
mempengaruhi pola pikir, sikap, motivasi, dan kebiasaan. Tiap-tiap keluarga
menggunakan sabun mandi yang berbeda-beda. Ataupun menggunakan pasta gigi yang
tidak sama. Ini wajar saja, karena setiap keluarga memiliki keinginan dan
kebutuhan yang berbeda pula. Pengertian keluarga menurut Wikipedia Indonesia adalah
Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas kepala keluarga
dan beberapa orang yang terkumpul dan tinggal di suatu tempat di bawah suatu
atap dalam keadaan saling ketergantungan. Menurut Salvicion dan Celis (1998) di
dalam keluarga terdapat dua atau lebih dari dua pribadi yang tergabung karena
hubungan darah,
hubungan perkawinan atau pengangkatan, di hidupnya dalam satu rumah tangga,
berinteraksi satu sama lain dan di dalam perannya masing-masing dan menciptakan
serta mempertahankan suatu kebudayaan.
Sedangkan pengertian rumah tangga adalah suatu rumah tangga yang menggunakan
pendapatan atau kekayaan dengan cara tertentu untuk memenuhi kebutuhannya.
Kegiatan rumah tangga meliputi berikut ini :
a.)
Memiliki
dan menyediakan faktor produksi.
b.)
Memperoleh
imbalan balas jasa atas penyerahan faktor produksi yang berupa sewa, upah,
bunga dan laba.
1.)
Sewa
(rent) adalah balas jasa yang diterima rumah tangga karena telah menyewakan
tanahnya kepada pihak lain, misal perusahaan.
2.)
Upah
adalah balas jasa yang diterima rumah tangga karena telah mengorbankan
tenaganya untuk bekerja pada perusahaan dalam produksi.
3.)
Bunga
adalah balas jasa yang diteirma dari perusahaan karena telah emnggunakan
sejumlah dana untuk modal usaha persuaahan dalam kegaitan produksi.
4.)
Laba
(provit) adalah balas jasa yang diterima karena telah mengorbankan tenaga dan
pikirannya mengelola perusahaan, sehingga kegiatan ekonomi dapat terlaksana.
Peranan rumah tangga konsumen sebagai berikut :
1.
Rumah
tangga berperan sebagai pemasok faktor produksi pada perusahaan untuk kegiatan
produksi.
2.
Rumah
tangga sebagai pemakai (konsumen) barang dan jasa yang dihasilkan perusahaan
lain.
Setelah pengertian keluarga dan rumah
tangga telah diuraikan maka jelaslah perbedaan diantara keduanya.
Penentu keputusan pembelian biasanya
terletak kepada siapa yang akan menggunakan barang dan jasa tersebut. Jika sabun
mandi, sabun cuci keputusan ada pada ibu, karena hanya ibu yang mampu untuk
mengerti bagaimana cara membeli sabun cuci. Sedangkan untuk cukur jenggot,
bapaklah yang menentukan pembelian. Karena bapak yang akan sering menggunakan
alat tersebut. Untuk parfum, tergantung dari individu-individu yang berada
didalam rumah karena tiap orang tidak sama. Variable social didalam keluarga
juga berbeda. Ini dapat menentukan arah perilaku konsumen juga. Variable social
ini tegantung dari individu bergaul di lingkungannya.
Konsep Family Life Cycle (FLC)
merupakan alat untuk menggambarkan serangkaian tahap perkembangan kebanyakan
keluarga. Cenderung perkembangan keluarga cenderung mengalami perubahan namun
konsep FLC tetap merupakan alat pemasaran yang berguna. Analisis ini
memungkinkan pemasar membagi keluarga dari segi serangkaian tahap sepanjang
hidup sebuah unit keluarga. Untuk menggambarkan realitas berbagai macam tatanan
keluarga dan gaya hidup sekarang, maka konsep FLC dapat dibagi menjadi 2,
yaitu:
1.
Skema
FLC tradisonal
Untuk tradisional
terdiri dari 5 tahap dasar :
1.)
Tahap
I masa lajang, orang muda lajang hidup terpisah dari orang tua.
2.)
Tahap
II, pasangan yang berbulan madu.
3.)
Tahap
III, orang tua, mempunyai satu anak dan tingggal serumah.
4.)
Tahap
IV, pasca-orang tua, suami istri yang sudah tua, anak-anak tidak tinggal
serumah.
5.)
Tahap
V, disolusi, seorang suami atau isatri yang masih hidup.
2.
Tahap-tahap
FLC alternative
Tahap ini melengkapi tahap FLC trasional
yang tidak bisa mewakili semuanya. Sehingga ada :
1.)
Rumah
tangga keluarga dari : pasangan yang tidak mempunyai anak, pasangan terlambat
menikah, orang tua tunggal, dan keluarga diprluas (misalnya anak-anak dewasa
kembali kerumah untuk menghindari biaya tinggi karena mengejar karier.)
2.)
Rumah
tangga bukan keluarga : pasangan tidak menikah, pasangan bercerai tanpa anak,
orang lajang dan jana/duda yang sudah tua.
Perubahan struktur keluarga dan rumah tangga ini akan
berdampak pada perilaku konsumen dalam membeli produk. Dengan menggunakan
metode riset maka pemasar akan mendapatkan analisis yang tepat dari pengaruh
keluarga dan rumah tangga dalam pembelian produk.