Kamis, 05 Juni 2014

MENYIKAPI KEADAAN PEREKONOMIAN DENGAN SADAR DIRI AKAN MASA DEPAN INDONESIA



Menyeimbangkan Perekonomian
            Ditengah upaya pemulihan ekonomi global, Indonesia mencatatkan situasi kompleks. Pada satu sisi pertumbuhan ekonomi masih melaju tinggi, tetapi rupiah terus melemah, dan neraca perdagangan mengalami deficit untuk pertama kalinya sejak memasuki 2013. Impor mencuat menjadi sorotan, dengan beragam sudut pandang.
            Daya tahan ekonomi memang sudah jauh lebih baik daripada krisis moneter Asia 1997-1998 terlihat dari masih tekendalinya inflasi sekalipun ditengah tahun ada kenaikan harga bahan bakar minyak bersubsidi. Memasuki November 2013, inflasi pun sudah terlihat kembali menuju tren normal, meskipun masih ada imbas kenaikan harga bahan bakar minyak itu.
            Namun rencana Bank Sentral Amerika (The Fed) mengurangi kucuran stimulus seiring membaiknya ekonomi negara tersebut, menjadi sinyal nyaring tuntutan pembenahan yang lebih luas dan mendasar bagi perekonomian Indonesia. Apalagi, saat ini terjadi pergeseran lanskap ekonomi global, dalam wujud pemulihan dengan tiga kecepatan. Sebuah pencarian keseimbangan baru ekonomi.
            Tak cukup pembenahan mengandalkan kebijakan moneter. Tiga kali kenaikan BI rate semata upaya koreksi atas kompleksitas ekonomi hari ini. Pembenahan sejati harus dilakukann pada komponen dan sektor yang memang fundamental. Struktural.

Sumber : Gerai Info Bank Indonesia, Edisi 44/November 2013/tahun 4/Newsletter Bank Indonesia.


MENYIKAPI KEADAAN PEREKONOMIAN DENGAN SADAR DIRI AKAN MASA DEPAN INDONESIA

            Menyikapi tulisan dari sebuah bulletin Bank Indonesia, memang benar adanya daya tahan ekonomi memang sudah jauh lebih baik daripada saat krisis moneter Asia 1997-1998. Namun cukup disayngkan, neraca perdagangan mengalami deficit, impor meningkat, dan melemahnya ilai tukar rupiah. Pemerintah sudah begitu maksimal untuk menstabilkan perekonomian. Umkm pun sudah mulai berjamur. Lalu, dari segimana lagi yang kurang? Menurut penulis, kebiasaan masyarakatnya. Di Indonesia, orang yang ‘boros’ masih ada, orang yang ‘korupsi’ pun masih ada, tapi orang yang baik yang mencintai Nusantara pun masih banyak. Hanya saja sebagian dari mereka memilih bersikap diam dalam menyikapi kondisi Indonesia saat ini.

            Budaya untuk cinta produk dalam negri harus ditingkatkan. Disisi lain, terkadang produk dalam negri memiliki kualitas yang dirasa kurang memuaskan konsumen dengan tidak diimbangi dengan harga yang relative tidak murah. Akibatnya pedagang lebih suka menjual barang impor karena murah dan saat dijual masih memiliki keuntungan. Konsumen pun demikian, memilih harga yang murah dengan kualitas (terkadang) lebih baik. Anggapan ini yang harus dirubah. Apalagi tahun 2015 untuk gerbang pasar bebas semakin dekat. Merubah negeri ini menjadi lebih baik adalah hal mudah, yaitu mulai dari memperbaiki diri sendiri, merubah segala anggapan yang dapat merugikan, mulai sadar bahwa jika tidak ada perubahan lebih berarti maka Indonesia dimasa yang akan datang bisa saja terpuruk kembali, dan lebih optimis dalam menghadi era globalisasi ini sebagai wujud semangat membara para pemuda-pemudi Nusantara. 

Rabu, 04 Juni 2014

REVIEW SEBUAH BUKU MOTIVASI

Dari sebuah buku “TERAPI BERPIKIR POSITIF”
Biarkan Mukjizat dalam Diri Anda Melesat
Agar Hidup Lebih Sukses dan Lebih Bahagia
Karangan Dr. Ibrahim Elfiky

            Buku ini saya dapatkan, ketika saya sedang mengikuti kuis pajak dikelas dengan hasil kuis yang memuaskan yaitu satu-satunya kuis yang memiliki hasil yang bagus sehingga dosen yang mengajar memberikan hadiah yaitu sebuah buku motivasi. Menurut beliau, saya harus bisa optimis terhadap diri sendiri, sukses dalam perkuliahan dan mendapatkan pekerjaan yang sesuai dengan apa yang saya inginkan. Saya ucapkan banyak terimakasih kepada dosen yang sudah memberikan buku ini. Sekarang saya ingin membagikan pengalaman dalam membaca buku ini, kepada semua pembaca. Mungkin saja termotivasi dan berubah menjadi lebih baik lalu menularkan kepada temannya, keluarganya, pasangannya dan kepada dirinya sendiri. Dengan begitu, aka nada banyak orang Indonesia yang menjadi optimis dalam menjalankan kehidupannya dalam era globalisasi.
            Buku ini memberikan gambaran bagaimana diri sendiri memiliki pengaruh yang besar dalam memotivasi diri, bagaimana mengingatkan bahwa kita memilik tuhan yang maha segalanya yang selalu siap sedia membantu hambanya yang selalu berusaha. Buku ini juga yang sudah menyadarkan saya, bahwa kita harus berdamai dengan diri sendiri. Dengan siapa lagi kalau bukan diri sendiri kita akan melangkah menuju masa depan.  Kemudian merubah cara pandang, agar selalu bersikap positif dalam menyikapi permasalahan dan kehidupan yang ada pada saat ini.
            Jika semua generasi Indonesia memiliki semangat membara untuk selalu bersikap positif terhadap diri sendiri, dan bahkan orang lain. Bisa dibayangkan, Indonesia akan menjadi negara yang lebih baik dan eksis di negara belahan dunia lainnya. Indonesia memiliki salah satu kebudayaan yang dimata dunia sangat menarik, yaitu memiliki senyum yang ramah. Kebudayaan yang baik haruslah dikembangkan dan tetap dipertahankan. Sudah ramah, penduduknya pun makmur dan merasa aman tinggal di negeri Nusantara.

            Pada saat sedang terpuruk, semua orang akan mengalami ini. Sadar atau tidak, yang dapat memotivasi untuk dapat berubah hanya diri sendiri. Buku ini juga mengingatkan kembali bahwa semua orang memiliki potensi dan kekuatan pikiran masing-masing. Ingat akan hukum pada fisika, ada perubahan apabila ada pergerakan. Menurut saya hukum ini dapat diaplikasikan kedalam kehidupan. Jika setiap orang memiliki tujuan untuk berubah menjadi lebih baik maka haruslah dia bergerak, bergerak dalam artian tetap produktif diwaktu luangnya, jangan hanya memikirkan hasil. Hasil adalah hadiah dari proses yang sudah dijalani, hasil adalah apresiasi dari tuhan yang selalu ada meilihat usaha kita. Rekomendasi dari saya adalah membaca buku ini dengan rasa penasaran dan ikhlas untuk berubah menjadi lebih baik.

Minggu, 01 Juni 2014

Gender, Kebudayaan dan Kewirausahaan di Kenya

International Business Research Volume 5 No. 5 May 2012
Gender, Culture and Entrepreneurship in Kenya
By Esther N. Mungai





            Studi ini melihat bagaimana faktor budaya yang berbeda mempengaruhi keterlibatan gender dalam kewirausahaan di negara multi-etnis, Kenya. Sebagian besar penelitian serupa sebelumnya telah dilakukan di Western, dimana masyarakat dikembangkan budaya nasionalnya telah berevolusi dan telah mendominasi literatur tentang 'perspektif budaya' pada gender dan kewirausahaan.
            Di sebagian besar negara-negara sub-Sahara, budaya etnis memainkan peran yang lebih dominan dalam membentuk nilai-nilai dan persepsi warganya dari budaya nasional. Tingkat diferensial keterlibatan gender dibandingkan antara empat kelompok etnis Kenya yaitu Luo, Kikuyu, Kalenjin dan Kamba . Sebuah hasil yang signifikan dari penelitian ini, adalah bahwa tidak ada  perbedaan gender yang signifikan pada persepsi kewirausahaan masyarakat maupun batas atas kehadiran (atau ketiadaan) dari ciri-ciri kepribadian yang berkaitan dengan kewirausahaan.
            Dari penelitian tersebut, tampak bahwa untuk masyarakat yang diteliti, pengaruh etnis budaya memainkan peran lebih besar dalam kecenderungan perempuan terhadap kewirausahaan dan pandangan mereka tentang persepsi mereka terhadap komunitas yang sama, daripada gender. Hal ini diucapkan bahkan ketika laki-laki dan perempuan dari masyarakat yang sama dibandingkan sepanjang dimensi yang sama.
            Studi yang signifikan telah dilakukan melihat ke peran gender dalam mempromosikan atau menghambat kegiatan kewirausahaan. Mayoritas penelitian telah dilakukan di Western, yang dikembangkan masyarakat di mana budaya nasional telah berevolusi dan telah mendominasi literatur tentang 'perspektif budaya' pada gender dan kewirausahaan. Dalam sebagian besar negara-negara sub-Sahara, budaya etnis memainkan peran yang lebih dominan dalam membentuk nilai-nilai dan persepsi warganya dari budaya nasional. Penelitian ini berusaha untuk melihat gender dan pengaruh budaya etnis pada persepsi kewirausahaan di kalangan empat komunitas etnis di Kenya.
            Sebuah hasil yang signifikan dari penelitian ini , adalah bahwa tidak ada perbedaan gender yang signifikan pada persepsi masyarakat dari kewirausahaan atau sejauh pada kehadiran (atau ketiadaan) ciri-ciri kepribadian yang berkaitan dengan kewirausahaan.
Namun pada kedua pengambilan risiko dan dimensi persepsi masyarakat, ada perbedaan yang signifikan antara Perempuan Kikuyu dan perempuan dari komunitas lain. Dari penelitian tersebut , tampaknya , karena itu belajar bagi masyarakat, pengaruh etnis budaya memainkan peran lebih besar dalam kecenderungan perempuan terhadap kewirausahaan dan pandangan mereka persepsi mereka terhadap komunitas yang sama daripada gender. Hal ini diucapkan bahkan ketika pria dan wanita dari masyarakat yang sama dibandingkan sepanjang dimensi yang sama.
            Akhirnya , karya ini merupakan upaya awal ke daerah yang kaya studi ini. Penelitian ini terbatas pada hanya empat masyarakat etnis dipilih, dengan ukuran sampel yang kecil dalam setiap masyarakat, dan dari masing-masing gender. selanjutnya, semua responden diambil dari Nairobi , dengan demikian meniadakan beberapa efek kantong etnis. Selain itu, hanya dua sifat dominan : penghindaran risiko dan locus of control diselidiki. Meskipun ini menjadi keterbatasan, namun, Studi ini menunjukkan bahwa untuk kelompok etnis yang berpartisipasi (Kikuyu, Kamba, Kalenjin, dan Luo), norma-norma budaya tampaknya hampir sama menghambat atau mempromosikan persepsi tentang kewirausahaan bagi perempuan dan laki-laki . Hal ini berbeda dari penelitian yang dilakukan di Zimbabwe di mana pengaruh etnis budaya yang diciptakan kesenjangan besar dalam persepsi kewirausahaan antara laki-laki dan perempuan (Chanock, 1985).
            Kewirausahaan di Afrika telah dirasakan berbeda di kalangan sarjana dan peneliti. Salah satu pandangan adalah bahwa ada kurangnya bakat kewirausahaan di Afrika yang mengakibatkan perusahaan lebih sedikit dan manajemen manufaktur industri untuk kegiatan produktif ( Morch , 1995). Alternatif pandangan bahwa bakat kewirausahaan memang tersedia tetapi bahwa lingkungan ekonomi belum kondusif untuk memungkinkan bakat ini untuk mengembangkan (Adjebeng -Asen,1989). Penelitian ini mengambil pandangan lain , bahwa kewirausahaan Afrika masih hidup dan sehat tetapi berbagai budaya lokal khususnya yang berkaitan dengan Gender, tertempel pada sebuah negara Afrika multi- etnis karakteristik dapat menghambat pembangunan budaya kewirausahaan.

            Peran gender adalah orientasi budaya atau atribut dikondisikan oleh sistem sosial tradisional di mana manusia diharapkan berperilaku sebagai laki-laki (maskulin) dan perempuan diharapkan untuk berpikir dan berperilaku sebagai perempuan (Feminine). Hasil empiris yang muncul dalam literatur tentang kewirausahaan perempuan adalah bahwa hal gender. Secara khusus, wanita menunjukkan kemungkinan konsisten lebih rendah untuk menjadi seorang pengusaha daripada rekan-rekan pria mereka (Van Gelderen, 1999; Diochon et al,2002.; Reynolds et al, 2004.; Wagner, 2005). Dengan negara-negara Afrika yang dominan patriarki, sejauh mana perempuan dapat berpartisipasi secara bebas dalam kegiatan kewirausahaan akan sangat ditentukan oleh suasana budaya yang ada. Mengingat berbagai tantangan budaya dan struktural dan hambatan yang dihadapi wanita, seseorang dapat dengan cepat menyimpulkan bahwa perempuan biasanya enggan merambah ke pengembangan usaha. Pertama, sosialisasi praktek awal menekankan peran utama perempuan sebagai ibu dan istri, mempengaruhi jumlah harapan anak perempuan untuk masa depan partisipasi dalam angkatan kerja dan pilihan jalur karir. Kedua, budaya Afrika terutama dilihat sebagai penghalang untuk pembangunan karena melanggengkan bias budaya sanksi terhadap perempuan dan memberikan alasan untuk pria (Kiriti,et al., 2003b). Hal ini menyebabkan partisipasi yang lebih rendah dari perempuan dalam kegiatan bisnis. 

Rabu, 28 Mei 2014

Pandangan Dalam Manajemen Kinerja

Menurut anda bagaimana peran Masing-masing level/tingkatan manajer dalam menyusun, implementasi dan mengevaluasi Manajemen Kinerja?
Berikan contoh atau analogi yang sesuai....

Menurut saya :
            Peran masing-masing level/tingkatan manajer yaitu memiliki peranan aktif yang disesuaikan dengan level/tingkatan manajer tersebut. Dalam menyusun perencanaan dilihat kembali kepada tujuan dari setiap level/tingkatan karena manajer tersebut memiliki tanggung jawab untuk mencapai tujuan organisasi. Tujuan umum dari sebuah organisasi adalah mencapai target yang telah direncanakan secara bersama-sama, sedangkan tujuan khususnya adalah mencapai target dari masing-masing level/tingkatan untuk melengkapi tujuan umum organisasi. Menyusun rencana ini pasti berbeda dalam setiap level/tingkatan manajer. Seperti halnya dalam implementasi, pasti berbeda tergantung dari tujuan khusus masing-masing level/tngkatan. Begitupun dengan evaluasi, dalam tujuan khusus evaluasi dilihat dari hasil kinerja masing-masing level yang kemudian dijadikan bahan untuk evaluasi secara keseluruhan.
Misalnya dalam organisasi tradisional, perkebunan tebu.
Tingkatan dari yang tertinggi adalah pemilik kebun tebu, mandor, dan buruh.
            Setiap bagian pasti memiliki tujuan khusus yang tidak sama, buruh memiliki tujuan untuk dapat menghasilkan tanaman tebu yang lebih baik, mandor memiliki tujuan untuk dapat memantau buruh yang bekerja agar kinerja mereka dapat terasa maksimal, sedangkan pemilik kebun tebu memiliki tujuan yaitu mendapatkan tebu-tebu yang lebih baik agar mendapatkan keuntungan yang lebih banyak.
            Dalam menyusun perencanaan yang dilakukan oleh pemilik kebun membuat poin-poin penting agar mendapatkan laba yang maksimal, pemilik kebun menggunakan jasa mandor untuk mengawasi langsung jalannya setiap kondisi dan mengevaluasi setiap kinerja pada saat tebu dipanen.
            Selanjutnya dalam menyusun perencanaan yang dilakukan oleh mandor adalah membuat skema atau penjadwalan untuk buruh yang akan mengelola kebun tebu agar efektif. Mandor ini kemudian melakukan pembagian kerja kepada buruh agar dapat dikontrol dengan baik. Evalusi yang dilakukan adalah pada saat kebun tebu tersebut dipanen, yang dinilai adalah buruh yang bekerja pada kebun tebu tersebut sesuai atau tidak dengan pembagian tugas dan penjadwalan, jika bekerja dengan sesuai yang sebagaimana mestinya hasil tebu yang dipanen akan mendapatkan hasil yang memuaskan.
            Yang terakhir adalah buruh kenun tebu tersebut, mereka membuat perencaan pada penanaman kebun tebu yang baik agar mendapatkan hasil yang memuaskan. Jika sudah selanjutnya mereka melaksanakan yang sudah mereka rencanakan. Evaluasi yang terjadi adalah pasca panen tebu yang dilakukan, jika mereka mendapatkan upah yang berlebih dapat diindikasikan bahwa kinerja mereka dalam menanam tebu dirasa telah maksimal.

            Untuk evaluasi akhir, pemilik kebun dapat menganalisis secara keseluruhan dari hasil kinerja yang dilakukan oleh bawahannya dalam mendapatkan hasil yang maksimum.  

Selasa, 01 April 2014

Sarana Majalah Gratis Dalam 2 Bahasa Pada Tempat Bimbingan Belajar

       Majalah atau bulletin yang dipublish pada setiap periodenya merupakan ajang sarana promosi yang digunakan pada tiap bimbingan belajar. Bisa dilihat pada setiap bimbingan belajar yang mengedarkan majalah atau buletinnya, didalamnya terdapat serangkaian berita mengenai acara yang telah dilakukan oleh bimbingan belajar tersebut. Disadari atau tidak, ini menjadi pengaruh baik karena setiap orang yang mendapatkan majalah tersebut akan membacanya dan merasa kagum dengan bimbingan belajar tersebut. Penggunaan 2 bahasa dalam isi majalah atau bulletin juga memberikan dampak yang baik, karena orang menajdi terbiasa dengan membaca dalam 2 bahasa. Memperbanyak kosa kata dalam bahasa inggris, belajar stuktur bahasa secara perlahan tetapi pasti.
            Dalam menghadapi era globalisasi yang semakin tidak terasa batasnya ini, banyak orang tua yang mulai mendaftarkan anak mereka kedalam bimbingan belajar. Pada saat tersebut maka sarana majalah atau bulletin gratis dalam 2 bahasa pada tempat bimbingan belajar akan dilihat, dibaca oleh para orang tua yang mengantarkan anaknya atau dibaca oleh anak tersebut. Ini terjadi pada salah satu bimbingan belajar bahasa inggris yang berada pada jalan margonda raya Depok. Penulis melihat langsung interaksi yang dilakukan oleh para anak dan orang tua. Mereka selalu menantikan majalah atau bulletin yang akan diterbitkan gratis. Ada 2 jenis majalah untuk remaja dan anak-anak, semuanya laku terbaca oleh mereka yang membaca dan sengaja membawa untuk dirumah. Ini menjadi salah satu daya tarik dalam bisnis bimbingan belajar dalam meningkatkan peminatnya untuk melakukan bimbingan belajar ditempat tersebut.
            Disadari dengan baik oleh pemilik yayasan bahwa ini dapat menjadi ajang promosi yang dilakukan tempat bimbingan belajar tersebut. Dalam bisnis ini merupakan strategi bisnis, namun karena bimbingan belajar ini selain bisnis juga mengemban tugas untuk memberikan pengajaran diluar sekolah tidak banyak disadari oleh banyak pihak. Penulis memberikan usul dan tulisan ini kepada pihak lain yang akan menjalankan bisnis untuk dapat menerbitkan majalah atau bulletin berperiode untuk mempromosikan bisnisnya dan segala macam aktivitas yang dilakukan perusahaan dalam majalah atau bulletin tersebut dengan menggunakan 2 bahasa.

            Apapun yang dilakukan selama tidak merugikan salah satu pihak merupakan hal yang baik yang harus dikerjakan dimulai dari sekarang. Banyak poin-poin positif yang dilakukan dari sebuah majalah atau bulletin yang diterbiatkan setiap periodenya. Semoga tulisan ini dapat menginspirasi pembaca yang lainnya untuk membiasakan diri berfikir positif dan senantiasa terbiasa dengan 2 bahasa, baik itu bahasa Indonesia (bahasa daerah termasuk kedalamnya) dan bahasa inggris atau bahasa asing lainnya.  

Selasa, 25 Maret 2014

Penggunan 2 Bahasa Dalam Pariwisata Dan Keseharian Masyarakat Indonesia

            Indonesia memiliki banyak tempat wisata yang secara keseluruhan belum terexpose keluar negri umumnya. Untuk itu perlu kerja sama dan komunikasi yang lebih intim terhadap pihak-pihak yang terkait. Misalkan pemerintah bekerja sama dengan lulusan programmer untuk membuatkan web ditiap-tiap daerah. Pihak kepala kebudayaan dan pariwisata daerah bekerja sama dengan masyarakat untuk mendenahkan tempat agar tidak sulit dicari. Salah satu contohnya adalah dengan membuat 2 bahasa dari tiap-tiap informasi yang dipasang. Contohnya adalah Jalan Pawindan atau Pawindan St. Bisa juga peta yang terpampang dipusat kota menggunakan bilingual dalam menyebutkan informasinya.
            Disamping masyarakat belajar menggunakan bahasa, juga agar terbiasa menggunakan bahasa inggris. Dari terbiasa ini maka akan timbul rasa percaya diri tanpa mengurangi sedikitpun bahasa dan kebudayaan Indonesia dari tiap-tiap daerahnya. Masyarakat juga dituntut untuk menjaga dan, merawat, dan melestarikan yang sudah ada. Sehingga tempat pariwisata dan segala infrastrukturnya terjaga dengan baik. Jika sektor pariwisata diperhatikan lebih, maka akan memberikan dampak positif. Masyarakat dan pemerintah harus menyadari penuh jika sektor pariwisata ini dapat meningkatkan pemasukan negara, karena di Indonesia ada begitu sangat banyak tempat pariwisata. Pun bila wisatawan yang berkunjung asing, meningkatkan nilai tukar rupiah terhadap mata uang asing.

            Untuk itu perlu adanya pengembangan terhadap penguasaan terhadap bahasa asing maupun bentuk kerja sama antara pemerintah dan masyarakat setempat. Semoga untuk tahun ini dan tahun selanjutnya semakin solid kerjasamanya. Sebagai calon-calon penerus bangsa nantinya, harus lebih memperluas daya kreasi dan inovasinya demi kelangsungan hidup NKRI yang lebih baik dan maju tanpa mengesampingkan bahsa Indonesia, bahasa daerah dan budaya setempat. Semoga tulisan ini dapat menginspirasi pembaca lainnya akan sadarnya penggunaan bahasa asing dan meningkatkan kebiasaan baik agar lebih terjaga. Maju terus bumi pertiwi! J

Kamis, 05 Desember 2013

PEMASARAN GLOBAL

Arti pemasaran global adalah proses memusatkan sumber daya dan sasaran hasil dari suatu organisasi pada peluang lingkungan dan kebutuhan.
Sedangkan pemasaran global adalah keadaan yang dibentuk oleh berbagai penggerak dan kekuatan pengendalian. Proses memfokuskan sumber daya dan tujuan dari sebuah perusahaan pada kesempatan pemasaran global.
Faktanya adalah pemasaran merupakan suatu disiplin universal.
Ada 3 prinsip dasar pemasaran :
1. nilai pelanggan (customer value)
Tujuannya : menciptakan nilai pelanggan yang lebih besaar dibandingkan nilai yang diciptakan pesaing.
Strateginya :
- menambah/memperbaiki produk dan layanan yang bermanfaat.
- mengurangi harga
- menggabungkan 2 elemen diatas
2. pembedaan (differentiation)
Tujuannya : menciptakan keunggalan bersaing melalui pembedaan.
Strateginya :
- menawarkan suatu produk unggul pada satu harga yang lebih murah.
3. pemusatan (focus)
Tujuannya : konsentrasi pada sumber daya dan perhatian cara bertahan untuk perusahaan kecil menengah dalam mencapai posisi yang dominan dalam pasar dunia.
Strateginya :
- Pemusatan yang jelas pada apa yang konsumen butuhkan dan inginkan.
Kekuatan yang mendorong pertumbuhan bisnis internasional
a. kebutuhan pasar dimana pasar harus diciptakan dengan usaha pemasaran.
b. teknologi merupakan faktor universal, seragam, kosisten yang melintasi batas-batas bangsa dan budaya.
c. biaya ini keseragaman yang dapat menurunkan biaya riset, rekaya, desain, kreatif, dan produksi di semua fungsi bisnis dari rekayasa dan pembuatan sampai pemasaran dan administrasi.
d. mutu dapat memfokuskan pada strategi pemasaran.
e. komunikasi dan transportasi menghindari tumpang tindih komunikasi dalam memposisikan sebuah produk.
f. daya tuas ada kesempatan untuk mengembangkan daya tuas yaitu transfer pengalaman, transfer system, penghematan skala, pendaya gunaan sumber daya dan strategi global.
Kekuatan yang menghambat pemasaran global adalah :
a. perbedaan pasar, memerlukan adaptasi dan kerja sama tim local.
b. sejarah, bila merek dagang mempunya identitas tertentu mungkin tidak bisa mencapai posisi strategi global.
c. kecadokan manajemen
d. budaya organisasi
kekuatan yang mendasari bisnis internasional
1.) orientasi etnosentris : suatu asumsi atau keyakinan bahwa negri asal sendiri yang lebih unggul.
2.) orientasi polisentris : merupakan kebalikan dari orientasi etnosentris.
3.) fase regionsentris dan geosentris : perusahaan emandang wilayah regional dan seluruh dunia sebagai suatu pasar dan mencoba mengembangkan strategi pemasaran terpadu regional atau dunia.
Contoh pemasaran global :
1.) design produk : Canon, Toyota, Ford
2.) Nama Merk : Peps, Malboro, Mercedes
3.) Posisi Produk : Unilever Fabric Softoner
4.) kemasan : Gillete Razors
5.) Strategi Iklan : Coca-cola, British Airway
6.) Promosi penjualan : IBM
7.) Distribusi : Benetton, United Distellers
8.) Layanan Konsumen : American Express, Hertz
Daya penggerak kekuatan yang mempengaruhi pemasaran global :
ü  Teknologi
ü  Perjanjian-perjanjian ekonomi regional
ü  Kebutuhan dan keinginan pasar
ü  Biaya pengembangan produk
ü  Kualitas
ü  Kecenderungan ekonomi dunia
ü  Pengaruh/kekuatan
ü  Global/badan hukum yang melakukan transaksi
Pengendalian yang mempengaruhi pemasaran global :
- manajemen myopia dan kultur organisasi
- kendali dan penghalang nasional


Sumber terkait :
1. Materi kuliah Manajemen Pemasaran Lanjut Iman Murtono Soenhadji, Ph.D.

2. Buku Warren J. Keegan dengan judul Manajemen Pemasaran Global edisi bahasa Indonesia jilid 1

Sabtu, 30 November 2013

Bisnis Online yang terjadi saat ini dikalangan Masyarakat Indonesia


Hal yang paling sering dijumpai pada bisnis online adalah barang tidak sesuai dengan gambar yang diberikan, atau tidak sesua dengan kondisi yang dipublikasikan atau ada beberapa hal yang disembunyikan. Sangat disayangkan, karena bisnis online merupakan salah satu bisnis yang mudah dan murah untuk dijalani. Namun ada beberapa pihak yang menggunakan bisnis online dengan tidak baik, akibatnya kurangnya kepercayaan dari konsumen dalam membeli sebuah barang dari bisnis online. Memang ada beberapa bisnis online yang baik, namun ada juga yang tidak.
Seperti halnya bisnis online yang dilakukan melalui jejaring social dengan menggunakan handphone yang saat ini marak dilakukan oleh para konsumen. Salah satunya adalah bisnis online baju. Hasil akhirnya adalah baju tidak sesuai dengan gambar yang diberikan, pedagang bisnis online pun tida mengatakan yang sebenarnya kepada pembeli. Misalkan, pada gambar blazer tersebut berwarna coklat tua. Namun pada saat pengiriman warna menjadi berubah menjadi coklat muda dan bahan yang digunakan sangat murah transaparan dan gerah. Ini salah satu etika yang tidak baik dalam berbisnis. Penulis sendri telah merasakannya 2 x. yang pertama murni membeli barang dari online shop. Yang kedua juga dari online shop, namun distributornya adalah teman sendiri yang mempromosikan barang lewat jejaring social dichatting handphone. Sungguh sangat disayangkan yang terakhir. Bisnis tetaplah bisnis begitulah yang sering diutarakan oleh pebisnis manapun, tidak mengenal teman saudara ataupun kerabat. Ini hanya sebagian dari kasus kecil maraknya bisnis online shop, diluar masih banyak kasus lainnya.

Salah satu bentuk meningkatkan kepercayaan daya beli masyarakat terhadap bisnis online shop adalah dengan mendirikan store atau tempat secara fisik dengan alamat yang jelas dan sesuai. Agar pembeli yang akan membeli pun dapat mempercayainya, bahwa bisnis online yang dijalankan bukan sekedar bisnis abal-abal biasa. Kemudian menggambarkan barang hasil produksi sesuai dengan yang tertera pada gambar. Jika ada stok kosong, maka diberitahukan terlebih dahulu agar tidak terjadi kesalahpahaman antara penjual dan pembeli. Berbisnis online jika dijalankan dengan baik akan menghasilkan keuntungan yang baik pula karena bisnis ini sangat mudah dijalaninya jika ditekuni oleh penggunanya.

Jumat, 29 November 2013

PEMALSUAN LAPORAN KEUANGAN PADA PERUSAHAAN “ERN”


Perushaan “ENR” pada awal tahun 2001 tampak berada sedang dipuncak. Perusahaan energy yang berkembang dengan pesat itu memiliki nilai kapitalisasi pasar sebesar 60 miliar dollar dan sahamnnya diperdagangkan dengan harga 80 dollar perlembar saham. Para analisis wall stret sering kali memuki inovasi dan keberhasilan manajemen perusahaan “ENR” serta merekomendasikan sahamnya. Dalam waktu kurang dari satu tahun perusahaan “ENR” mengumumkan kebangkrutannya, sahamnnya sama sekali tidak ada harganya, dan investornya kehilangan uang miliaran dollar. Kejatuhan begitu mendadak ini menimbulkan banyak Tanya dan reaksi dari kalangan investor, pengawas dan masyarakat luas atas apa yang tejadi pada perusahaan ini karena bangkrut dengan waktu yang relative singkat.
Setelah ditelusuri ditemukan bahwa perusahaan “ENR” menjamin utang yang ada pada persekutuan didalam perusahaan tersebut. Namun kewajiban ini tidak dilaporkan kepada investor. Para kritikus mengatakan ini merupakan salah satu kecerobahan perusahaan audit dan wall street karena telah merekomendasikannya. Kasusnya ini memiliki banyak komplikasi, karena tidak hanya laporan keuangan yang dimanipulasi melainkan juga atas kerja sama kedua belah pihak untuk mengatur angka yang terjadi pada laporan keuangan. Sangat disangkan, karena akibat dari kedua belah pihak ini, banyak orang yang kehilangan uangnya dan merugi. Kecurangan ini mengakibatkan hancurnya kredibiltas perusahaan “ENR” dan hengkangnya para pelanggan. Kondisi ini didukung karena laporan keuangan yang dilaporkan oleh penipuan akuntansi yang bersistematis, terlembaga dan direncanakan secara kreatif. Ya sesuai dengan julukan yang diberikan pada awal tahun yaitu ‘inovatif’. Perusahaan ini masih ada sekarang dan mengoprasikan segelintir asset penting lainnya.
Pembelajarannya yang diambil dari bentuk bisnis yang tidak beretika adalah melakukan manipulasi angka pada laporan keuangan yang digunakan para investor dalam menanamkan modalnya. Analisis dari kasus ini adalah penggunaan laporan keuangan ini tidak digunakan sewajarnya, para auditor sekalipun ikut turut serta membantu perusahaan untuk mengubah angka pada laporan keuangan yang diterbitkan kepada para investor. Penggunaan laporan keuangan harusnya digunakan pada jalurnya, agar tidak terjadi kecemasan dan kurangnya rasa percaya kepada perusahaan dari para investor yang akan menanamkan modalnya. Jika ada hal yang tidak dilaporkan dalam laporan keuangan akan memberikan dampak yang tidak baik untuk kedepannya. Pembelajaran yang sangat banyak dari kasus perusahaan “ENR” semoga kedepannya, sebagai mahasiswa khususnya dan masyarakat umumnya selalu mengedepankan kejujuran dan bersikap sabar dalam menghadapi kehidupan, baik dalam bisnis sekalipun.




Sumber berita : BBCnews

Analisis Eksploratif loyalitas konumen Ayam Bakar Mas Joko pada lokasi, harga dan produk (rasa) di Mahasiswa Universitas Gunadarma Fakultas Ekonomi Jurusan Manajemen.


A. Latar Belakang
            Pemerintah Indonesia sangat mendukung gerakan UKM (Usaha Kecil Menengah) untuk mendongkrak perekonomian masayarakat kalangan kelas menengah kebawah. Ada banyak cara untuk menjalankan UKM. Salah satunya adalah menjadi pengusaha makanan. Jenis makanan pun sangat beragam, namun yang terpenting adalah menumbuhkan inovasi dan kreatifitas dalam merancang produk yang dikeluarkan. Usaha kecil menengah yang akan penulis angka adalah mengenai produk ayam bakar yang dibuat sendiri oleh penjualnya.
            Ayam bakar sampai saati ini sudah banyak dijual dengan cita rasa dan khas masing-masing penjual. Untuk kawasan di Universits Gundarama kampus E Kelapa Dua, Depok ada 4 tempat ayam bakar yang dikenal oleh penulis. Salah satunya adalah ayam bakar Mas Joko. Pada saat penulis mengetahui tempat makan ini, lokasinya berada di pertigaan gang belakang kampus E. Dari arah menuju mesjid kemudian belok kanan lurus terus dan berada diujung persimpangan maka akan terlihat sebauh tempat yang penuh dengan kepulan asap. Dapat dipastikan bahwa tempat tersebut merupakan tempat ayam bakar Mas Joko berada.
            Tempat makan ayam bakar Mas Joko ini ramai dengan pengunjung karena lokasi yang mudah dijangkau  (tidak begitu sulit mencari tempatnya). Selanjutnya dari sisi harga untuk ukuran mahasiswa sesuai dan selanjutnya adalah produknya sendiri yang terkonsentrasi pada rasa ayam bakarnya itu sendiri. Banyak orang yang menyukai ayam bakar Mas Joko ini dapat dilihat dari aenak dan serasi dengan ayam bakarnya. 3 hal yang penulis garis bawahi untuk rasa adalah dagingnya empuk, rasa meresap hingga kedalam, dan cita rasa sambal pedas yang pas.
            Namun pada pertengahan tahun, ayam bakar Mas Joko berpindah lokasi. Sebenarnya tempat saat ini tidak begitu jauh dari lokasi semula. Tetapi, harus berbelok ke kiri dari tempat yang dulu. Sehingga untuk beberapa orang yang tidak mengetahui akan berpindahnya lokasi ayam bakar ini sedikit sulit mencari. Untuk lokasi saat ini berada tidak jauh dari tempat semula, penulis pun sudah mengetahui lokasi yang sekarang. Sampai saat ini pun konsumen yang akan menikmati ayam bakar ala Mas Joko ini masih ramai.
            Selanjutnya, ada hal yang menjadi menarik pada kondisi yang terjaid dilapangan saat ini yaitu mengenai loyalitas konsumen terhadap ayam bakar yang dijual oleh Mas Joko pada tingkat lokasi, harga dan produk (terkonsentrasi pada rasa). Penulis akan mengeksplorasi hal yang telah disebutkan sebelumnya.

B. Gambaran Objek Penelitian
            Objek yang akan diteliti adalah ayam bakar Mas Joko yang berlokasi di gang belakang Kampus E Universitas Gunadarma Kelapa Dua Depok. Ayam bakar ini baru beroprasi kurang dari jangka 10 tahun. Ayam bakar ini memiliki cita rasa yang menarik dari segi rasa dan komponen pendukungnya yaitu sambal pedasnya. Mas Joko sendir tidak hanya menjual ayam bakar, namun ada juga ayam goring tepung yang sebenarnya juga diminati oleh konsumen, namun penulis saat ini terkfokus pada ayam bakar yang dijual.
            Ayam bakar ini banyak memiliki pelanggan hal ini dapat dibuktikan dengan berpindahnya tempat makan ayam bakar Mas Joko tidak serta merta menurunkan jumlah pelanggan yang datang. Tempat makan ayam bakar memiliki tempatyang lebih baik dari sebelumnya ini dilihat dari lebih tertatanya meja kursi. Sedangkan untuk responden yang diambil adalah mahasiswa Universitas Gunadarma Fakultas Ekonomi jurusan Manajemen. Responden ini diambil secara acak oleh penulis sebanyak 30 orang responden yang selalu atau pernah makan di
ayam bakar Mas Joko.

C. Landasan Teori
            Landasan teori pada penulisan ini yang pertama dibahas adalah mengenai loyalitas. Pengertian loyalotas ini didaptkan dari sumber jurnal yang ditulis oleh Diah Dharmayanti sebagai Staf Pengajar Fakultas Ekonomi, Universitas Kristen Petra, Surabaya. Pengertian loyalitas adalah respon perilaku/pembelian yang yang bersifat bias dan terungkap secara terusmenerus oleh pengambil keputusan dengan memperhatikan satu atau lebih merek alternative dari sejumlah merek sejenis dan merupakan fungsi proses psikologis. Namun perlu ditekankan bahwa hal tersebut berbeda dengan perilaku beli ulang, loyalitas pelanggan menyertakan aspek perasaan didalamnya (Dharmmesta,1999).
            Sedangkan menurut Griffin (1996), pelanggan yang loyal adalah mereka yang sangat puas dengan produk atau jasa tertentu sehingga mempunyai antusiasme untuk memperkenalkannya kepada siapapun yang mereka kenal. Menurut Griffin (1996) karakteristik pelanggan yang loyal antara lain:
1.) Melakukan pembelian secara teratur
2.) Membeli diluar lini produk atau jasa
3.) Menolak produk atau jasa dari perusahaan lain
4.) Kebal terhadap daya tarik pesaing
5.) Menarik pelanggan baru untuk perusahaan
6.) Kelemahan atau kekurangan akan diberitahukan kepada perusahaan
            Sehingga penulis mengambil kesimpulan bahwa loyalitas adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan perasaan akan rasa untuk tetap memilihi hal yang diinginkan sesuai dengan kepuasan yang telah diterima.
Selanjutnya mengenai lokasi, pengertian lokasi (location) adalah posisi pasti dalam ruang. Dalam Geografi lokasi mempunyai dua makna, yaitu lokasi absolut dan lokasi relatif :
1.) Lokasi absolut adalah lokasi di permukaan bumi yang ditentukan oleh sistem koordinat garis
lintang dan garis bujur, disebut juga lokasi mutlak. Lokasi absolut berguna untuk menentukan fenomena/gejala dalam ruang di permukaan bumi atau dalam peta.
2.) Lokasi relatif adalah lokasi sesuatu objek yang nilainya ditentukan oleh objek-objek lain di
luarnya.
            Lokasi ayam bakar Mas Joko ini memiliki lokasi relative yaitu lokasi yang berada di gang belakang kampus E Universitas Gunadarma Kelapa Dua, Depok.
            Kemudian pengertian harga, yang diambil penulis dari sebuah jurnal yang ditulis oleh Isman Pepardi dalam Monroe (1990) menyatakan bahwa harga merupakan pengorbanan ekonomis yang dilakukan pelanggan untuk memperoleh produk atau jasa.
            Dan yang terakhir adalah pengertian produk adalah segala sesuatu yang dapat ditawarkan ke pasar untuk diperhatikan ,dimiliki, digunakan ,atau dikonsumsi  yang dapat memuaskan keinginan dan kebutuhan. Produk mencakup objek fisik, jasa, orang, tempat, organisasi dan gagasan. Kemudian produk adalah alat pemasaran yang paling mendasar menurut Kotler dan Amstrong (2001:11) menyatakan bahwa :”Produk adalah segala seuatu yang dapat ditawarkan ke pasar untuk diperhatikan ,dimiliki, digunakan ,atau dikonsumsi yang dapat memuaskan keinginan dan kebutuhan. Produk mencakup objek fisik, jasa, orang, tempat, organisasi dan gagasan.” Sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa produk merupakan segala sesuatu baik barang dan jasa yang dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan dan kepuasan konsumsinya.

D. Masalah yang diangkat
            Dari latar belakang yang telah diuraikan, penulis mengangkat masalah mengenai loyalitas konsumen terhadap lokasi, harga dan produk. Lokasi ayam Bakar Mas joko pernah berpindah tempat sehingga dapat melihat loyalitas konsumennya. Ayam bakar sendiri saat ini sudah banyak dengan harga yang bersaing, untuk ayam bakar Mas Joko ini dapat mempengaruhi loyalitas konsumennya. Disamping itu, keberadaan ayam bakar ini cita rasanya dapat mempengaruhi loyalitas konsumen. Untuk itu agar lebih jelasnya penulis akan menguraikan masalah yang akan diangkat, yaitu sebagai berikut :
1.) bagaimana loyalitas konsumen mahasiswa Universitas Gunadarma Fakultas Ekonomi Jurusan Manajemen terhadap lokasi ayam bakar Mas Joko saat ini?
2.) bagaimana loyalitas konsumen mahasiswa Universitas Gunadarma Fakultas Ekonomi Jurusan Manajemen terhadap harga ayam bakar Mas Joko saat ini?
3.) bagaimana loyalitas konsumen mahasiswa Universitas Gunadarma Fakultas Ekonomi Jurusan Manajemen terhadap produk ayam bakar Mas Joko saat ini?
            Untuk menjawab permasalahan yang diangkat penulis akan dibahas pada sesi selanjutnya sesuai dengan jawaban yang diberikan kepada responden acak.

E. Pembahasan
            Penulis memberikan wawancara kepada konsumen yang berada dilingkungan kampus E universitas Gunadarma fakultas Ekonomi Jurusan Manajemen yang diambil secara acak sebanyak 30 orang, dimana konsumen ini adalah mereka pelanggan/konsumen dari ayam bakar Mas Joko pada saat ini. Dari wawancara ini penulis memberikan piliah berupa sangan setuju, setuju, netral, tidak setuju, dan sangat tidak setuju. Penulis mengambil hasil dari pilihan yang diberikan oleh responden. Dari beberapa pertanyaan yang menjadi fokus adalah lokasi, harga dan produk (rasa). Hasilnya dari 30 orang responden adalah sebagai berikut :
17 orang dari 30 orang setuju ayam bakar Mas Joko karena lokasi yang tidak begitu jauh dari kampus.
23 orang dari 30 orang setuju ayam bakar Mas Joko sesuai dengan budget yang ada pada mahasiswa Universitas Gunadarma Fakultas Ekonomi Jurusan Manajemen.
24 orang dari 30 orang setuju produk (rasa) ayam bakar Mas Joko ini memiliki cita rasa tersendiri.
Penggambaran diagram pada lokasi





Penggambaran diagram pada harga


Penggambaran diagram produk (rasa)

Dari data yang telah didapatkan penulis berpendapat bahwa lokasi, harga dan produk (rasa) dapat menciptakan loyalitas konsumen. Ini dapat dilihat bahwa penjualan di tempat makan ayam Bakar Mas Joko ini selalu dipenuhi oleh pelanggan yang sedang makan siang atau sekedar mampir untuk makan.
            Penilaian selanjutnya adalah sangat baik untuk katagero sangat setuju, baik untuk kategori setuju, sedang untuk kategori netral, kurang baik untuk kategori tidak setuju, dan sangat kurang baik untuk kategori sangat tidak setuju. Berdasarkan data yang telah ada pembahasan ini akan menjawab masalah yang diangkat pada sesi sebelumnya. Penulis memberikan penilaian atas jawaban yang paling banyak dijawab yaitu setuju, yang artinya loyalitas konsumen mahasiswa Universitas Gunadarma Fakultas Ekonomi Jurusan Manajemen terhadap lokasi ayam bakar Mas Joko saat ini adalah baik. Kemudian loyalitas konsumen mahasiswa Universitas Gunadarma Fakultas Ekonomi Jurusan Manajemen terhadap harga ayam bakar Mas Joko saat ini adalah baik. Selanjutnya loyalitas konsumen mahasiswa Universitas Gunadarma Fakultas Ekonomi Jurusan Manajemen terhadap produk ayam bakar Mas Joko saat ini adalah baik.


F. Simpulan dan Saran
1.) Simpulan
            Dari riset yang dilakukan oleh penulis dapat diketahui bahwa loyalitas konsumen juga dapat dipengaruhi oleh lokasi, harga dan produk yang terkonsentrasi pada tingkat rasa. Walaupun lokasi yang sempat berpindah tidak menurunkan konsumen yang akan makan, dengan harga ayam bakar yang sama tidak menurunkan minat konsumen, serta dengan banyaknya pesaing tidak menurunkan banyaknya konsumen karena cita rasa yang disajikan sesuai dengan kepuasan konsumen itu sendiri.

2.) saran
            Untuk penelitian selanjutnya diharapkan dapat lebih baik lagi untuk menyempurnakan yang telah ada, karena penelitian ini masih dinilai memiliki kekurangan penulis. Variable yang dapat digunakan adalah lokasi, harga dan produk (rasa) sebagai indikator variabel bebasnya, dan loyalitas konsumen sebagi indikator variabel terikat. Dengan sampel yang disesuaikan.



Sumber yang terkait :